Friday, May 11, 2012

0 Hubungan menyimak dengan berbicara



A      Hakikat Menyimak
Keterampilan menyimak merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan oleh anak manusia bila dilihat dari proses pemerolehan bahasa. Sebelum anak dapat melakukan berbicara, membaca, aolagi menulis, kegiatan menyimaklah yang pertama kali dilakukan. Secara berturut-turut pemerolehan keterampilan berbahasa itu pada umumnya dimulai dari menyimak, berbicara, membaca dan terakhir menulis.
Kata menyimak dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan makna dengan mendengar dan mendengarkan. Oleh karena itu, ketiga istilah itu sering menimbulkan kekacauan pemahaman, bahkan sering dianggap sama sehingga dipergunakan secara bergantian (Akhadiah.,1991/1992; Tarigan, 1986; Tarigan, 1990) Kata menyimak, sering disamadengankan mendengarkan, sedangkan mendengarkan sering tidak dibedakan dari mendengar. Bahkan, Kridalaksana (1993) menggunakan mendengar untuk istilah menyimak, sebagi terjemahan listening.
Agar dapat diperoleh kesamaan konsep atau pengertian tentang ketiga istilah tersebut, berikut ini akan dibicarakan satu demi satu dengan urutan mendengar, mendengarkan dan menyimak.
Mendengar merupakan salah satu kegiatan menangkap suara, atau tanpa direncanakan oleh yang melakukan kegiatan tersebut. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (Moeliono, 1989) dinyatakan bahwa mendengar artinya dapat menangkap suara atau bunyi dengan telinga. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Akhadiah. (1991/1992) yang menyatakan bahwa mendengar merupakan kegiatan menangkap suara atau bunyi dengan telinga secara kebetulan atau tidak drencakan. Apa yang didengar itu mungkin tidak dimengerti maknanya. Sejalan dengan itu, Tarigan (1990) menyatakan bahwa mungkin suara yang didengar itu masuk telinga kanan, keluar dasri telinga kiri,
Pada umumnya, kegiatan menyimak tidak dapat dikenakan pada suara seperti letusan ban, orang batuk, anjing menyalak, deu mobil, debur ombak dan suara yang sejenis dengan itu. Oleh karena itu, agaknya dalam bahasa Indonesia kalimat atau tuturan seperti di bawah ini, tidak dapat diterima :
1.      *Tagor sedang menyimak deru mobil di pinggir jalan
2.      Pak Dokter sedang menyimak batuk pasiennya
3.      Narti duduk di pantai menyimak debur ombak
Ketiga kalimat atua tuturan tersebut tidak dapat diterima atau dianggap salah karena penggunaan kata menyimak yang tidak pada tempatnya.
Kegiatan menyimak dapat dilakukan oleh seseorang dengan buyi bahasa sebagai sasarannya, sedsangkan mendengar dan mendengarkan sassarannya dapat beurpa bunyi apa saja. Itulah salah satu ciri khas yang ada dalam kegiatan menyimak. Selain itu, kegaitan menyimak dilakukan dengan sengaja, atau terecana  dan ada usaha untuk memahami atau menikmati apa yang disimaknya. Tarigan (1990) menyatakan bahwa hakikat adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan.
Kegiatan menyimak sudah mencakup mendengarkan, dan pada akhirnya memahami apa ynag disimaknya. Untuk dapat memahmi isi bahan simakan diperlukan suatu proses. Proses tersebut terdiri dari enam tahapan seperti tampak pada diagram berikut ini :











Perbedaan tujuan dapat menyebabkan adanya perbedaan aktivitas menyimak. Tujuan menyimak itu sendiri menurutnya dapat diklasifikasikan menjadi enam, yaitu mendapat fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta, mendapat inspirasi, menghibur diri dan meningkatkan kemampuan berbicara (Tarigan, 1990). Bila digambarkan dalam bentuk diagram, tampak seperti berikut :





 








Atas dasar uraian dan contoh di atas, kiranya dapt dinyatakan bahwa istilah mendengarkan dan menyimak memang memiliki kaitan makna, dan sifatnya hierarkis. Kesamaan makna dari ketiganya terletak pada alat yang digunkaan sama yaitu indera pendengaran, sedang sasarannya dapat sama yaitu bunyi bahasa. Perbedannya, terletak pada (1) ada tidaknya unsur kesengajaan, (2) ada tidaknya usaha untuk memahmi atau menikmati dan (3) menyimak telah mengandung unsur mendengar dan mendengarkan, dan bukan sebaliknya.

Bila ketiga isitlah itu digambarkan dalam bentu carta akan tampak seperti di bawah ini,

Aspek/unsur
Mendengar
Mendengarkan
Menyimak
Sasaran
Bunyi apa saja
Bunyi apa saja
Bunyi bahasa
Kegiatan
Tidak sengaja
Sengaja/terencana
Sengaja/ terencana
Makna/arti Sasaran
Belum tentu dapat dipahami
Belum tentu dapat dipahami
Diusahakan dapat dipahami atau dinikmati

Jenis – jenis bahan simakan :
1.      menyimak berita,
2.      petunjuk,
3.      dialog,
4.      iklan dan
5.      pidato

B.   Hubungan menyimak dengan berbicara
Menyimak harus dikaitkan dengan berbicara. Kedua kegiatan ini merupakan proses interaksi antarwarga dalam masyarakat yang ditopang oleh alat komunikasi yang disebut bahasa yang dimiliki dan dipahami bersama. Komunikasi dengan menggunakan bahasa sebagai alatnya disebut komunikasi verbal. Ada pula komunikasi lain dengan menggunakan gerak-gerik, isyarat atau bendera sebagai alatnya. Kegiatan komunikasi dengan menggunakan alat bukan bahasa seperti itu dinamakan komunikasi non verbal. Pada kenyataannya, komunikasi verbal itulah yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi verbal itulah yang kita ajarkan di sekolah-sekolah.
Secara sederhana dapat kita katakan, menyimak merupakan proses memahmi pesan yang disampaikan melalui bahasa lisan. Sebaliknya, berbicara adalah proses penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa lisan. Pesan yang diterima oleh penyimak bukanlah wujud aslinya melainka berupa bunyi bahasa yang kemudian dialihkan menjadi bentuk semula yaitu ide atau gagasan yang sama seperti yang dimaksudkan oleh pembicara. Di situ kita temukan adanya kaitan antara menyimak dengan berbicara. Berdasarkan jenis bahasa yang digunakan, menyimak dan berbicara termasuk keterampilan berbahasa lisan. Dengan berbicara seseorang menyampaikan informasi melalui ujaran kepada kita. Dengan menyimak kita menerima informasi melalui ujaran kepada kita. Dengan menyimak kita menerima informasi dari seseorang. Pada kenyataannya, peristiwa berbicara selalu dibarengi dengan peristiwa menyimak. Atau peristiwa menyimak pasti ada dalam peristiwa berbicara. Dalam kegiatan komunikasi keduanya secara fungsional tidak terpisahkan. Dengan demikian, komunikasi lisan tidak akan terjadi jika kedua kegiatan itu, yaitu berbicara dan menyimak, tidak berlangsung sekaligus dan tidak saling melengkapi.

Penyimak ideal adalah orang yang kemampuan menyimaknya sangat tinggi. Ciri-ciri penyimak, ideal seperti berikut ini :
(1)   Kesiapan fisik dan mental
(2)   Motivasi dan kesungguhan
(3)   Objektif dan menghargai pembicaraan
(4)   Menyeluruh dan selektif
(5)   Tanggap situasi dan kenal arah pembicaraan
(6)   Kontak dengan pembicara
(7)   Merangkum isi pembicaraan
(8)   Menilai dan menanggapi hasil pembicaraan

0 comments:

Post a Comment

 

Universitasku Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates