Monday, April 30, 2012

0 Cara Menggunakan Triger Dalam Power Point 2010


Sering kita menggunakan powerp point untuk presentasi pelajaran, namun kadang kita kurang memaksimalkan yang ada dalam power point tersebut salah satunya adalah menggunakan triger.
Kali ini saya akan memberikan tutorial dasar penggunakan triger pada power point. hal ini sangat bermanfaat bagi guru yang ingin mengembangkan media pembelajaran interkatif. Semoga bermanfaat


Untuk mendownloadnya silahkan buka link klik di sini lalu klik file dan download.

Sering kita menggunakan powerp point untuk presentasi pelajaran, namun kadang kita kurang memaksimalkan yang ada dalam power point tersebut salah satunya adalah menggunakan triger.
Kali ini saya akan memberikan tutorial dasar penggunakan triger pada power point. hal ini sangat bermanfaat bagi guru yang ingin mengembangkan media pembelajaran interkatif. Semoga bermanfaat


Untuk mendownloadnya silahkan buka link klik di sini lalu klik file dan download.

Friday, April 27, 2012

0 Restaurant Jakarta Food Delivery from RestaurantJakartaDelivery.com

Restaurant Jakarta Food Delivery from RestaurantJakartaDelivery.com adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa Food Delivery dari Restaurant ternama di Jakarta, dengan testinomial yang sangat menarik “Kami ada untuk melayani kebutuhan Food Delivery di Jakarta dari Restaurant Ternama di Jakarta Silakan pilih Restaurant Favorit anda” RestaurantJakartaDelivery.com siap
Restaurant Jakarta Food Delivery from RestaurantJakartaDelivery.com adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa Food Delivery dari Restaurant ternama di Jakarta, dengan testinomial yang sangat menarik “Kami ada untuk melayani kebutuhan Food Delivery di Jakarta dari Restaurant Ternama di Jakarta Silakan pilih Restaurant Favorit anda” RestaurantJakartaDelivery.com siap

0 Nokia Lumia 610

Nokia Lumia 610 merupakan produk terbaru Nokia dengan mengusung windows pertama dengan layar sentuh berukuran 3.7 inci dan dilengkapi prosesor single core dengan kecepatan 800 MHz yang didukung RAM 256 MB serta tak lupa adanya kamera dengan ukuran 5 MP memang terlihat sedikit berbeda dengan Nokia 808 PureView yang memiliki keistimewaan pada kamera dengan ukuran 41 megapiksel sehingga menampilkan
Nokia Lumia 610 merupakan produk terbaru Nokia dengan mengusung windows pertama dengan layar sentuh berukuran 3.7 inci dan dilengkapi prosesor single core dengan kecepatan 800 MHz yang didukung RAM 256 MB serta tak lupa adanya kamera dengan ukuran 5 MP memang terlihat sedikit berbeda dengan Nokia 808 PureView yang memiliki keistimewaan pada kamera dengan ukuran 41 megapiksel sehingga menampilkan

0 Download adobe reader terbaru standalone

Download software adobe reader update terbaru standonle atau offline installer  gratis, sebuah software yang dikeluarkan oleh Adobe Systems Inc ini merupakan sebuah program komputer yang freeware atau gratis serta sangat bermanfaat dan menurut azrut program ini merupakan salahsatu software wajib pasang di komputer maupun laptop sobat.

Fungsi dari adobe reader adalah untuk membaca atau membuka
Download software adobe reader update terbaru standonle atau offline installer  gratis, sebuah software yang dikeluarkan oleh Adobe Systems Inc ini merupakan sebuah program komputer yang freeware atau gratis serta sangat bermanfaat dan menurut azrut program ini merupakan salahsatu software wajib pasang di komputer maupun laptop sobat.

Fungsi dari adobe reader adalah untuk membaca atau membuka

Thursday, April 26, 2012

0 Samsung Galaxy Pocket Harga Spesifikasi

Samsung Galaxy Pocket - Samsung semakin membawa warna di dunia perponselan internasional seperti yang saat ini kembali memperkenalkan Samsung Galaxy Pocket sebagai ponsel terbaru yang dilengkapi dengan prosesor 832Mhz serta menggunakan platform Android Gingerbread 2.3.
Saat ini memang banyak sekali hp touchscreen yang beredar namun Samsung tak pernah takut untuk bersaing karena setiap kali
Samsung Galaxy Pocket - Samsung semakin membawa warna di dunia perponselan internasional seperti yang saat ini kembali memperkenalkan Samsung Galaxy Pocket sebagai ponsel terbaru yang dilengkapi dengan prosesor 832Mhz serta menggunakan platform Android Gingerbread 2.3.
Saat ini memang banyak sekali hp touchscreen yang beredar namun Samsung tak pernah takut untuk bersaing karena setiap kali

Wednesday, April 25, 2012

0 I Can Do It (Learning English Language)


Banyak Jalan menuju roma, pepatah mangatakan. Seperti kita juga kita belajar. Guru Juga dituntut untuk belajar, salah satu kemampuan yang sangat di butuhkan saaat ini adalah kemampuan bahasa. Salah satu bahasa yangpenting adalah bahasa Inggris, kata pepatah juga dengan menguasai bahasa kita akan menguasai dunia.

Untuk itu guru perlu waktu untuk belajar, namun banyak kendala jika guru harus kursus karena harus memenuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan yang lainya. Salah satu cara belajar bahasa inggris yang palinbaik adalah langsung praktek, namun juga kendala siapa yang di ajak untuk praktek, karena tidak semua mau untuk belajar bahasa yang satu ini karena sulit.

Namun janganpantang menyerah kawan, banyak jalan menuju Roma. Bagi kita yang sudah mengenal internet tentunya ada banyak video tutorial untuk belajar bahasa inggris, atau kita juga dapat belajar tofel dengan situs-situs penyedianya.

Nah kali ini akan saya ajak anda untuk belajar bahasa inggris melalui Youtube, Mengapa Youtube karena Youtube dengan youtube di sana banyak contoh video yang dapat kita dengarkan suaranya (listeningnya), mengapa hal ini penting karena kadang Bahasa Inggris itu tulisan tidak sesuai dengan ucapanya (pronounya) m nah ini saya pikir yang agak sulit,

Saat saya kursus bahasa inggris tentunya teman-teman banyak yang mengatakan bahwa bahasa inggris saya masih bahasa inggris jawa dengan logat atau pronaun yang salah kaprah, dengan melihat video di youtube tentunya kita bisa juga belajar pronaun dan juga cara pengucapannya.

Nah ini salah satu video yang saya suka untuk belajar pronaun bahasa inggris bersama Mr Duncan From England.

Ini salah satu contoh videonya. silahkan anda Coba jika maka anda akan tertarik akan belajar Bahasa iNggris, karena dengan bahasa yang pelan tidak terlalu cepat dan tidak seperti guru saya waktu itu yang terlalu cepat cara pengucapanya sehingga saya jadi malas untuk belajarnya. he2 ..(banyak alasan)

Hal ini juga bisa digunakan bapak Ibu sekalian untuk model pembelajaran di Kelas sebagai variasi tentunya yang sekolahnya memilki vasilitas internet, dan PG yang mencukupi.




Banyak Jalan menuju roma, pepatah mangatakan. Seperti kita juga kita belajar. Guru Juga dituntut untuk belajar, salah satu kemampuan yang sangat di butuhkan saaat ini adalah kemampuan bahasa. Salah satu bahasa yangpenting adalah bahasa Inggris, kata pepatah juga dengan menguasai bahasa kita akan menguasai dunia.

Untuk itu guru perlu waktu untuk belajar, namun banyak kendala jika guru harus kursus karena harus memenuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan yang lainya. Salah satu cara belajar bahasa inggris yang palinbaik adalah langsung praktek, namun juga kendala siapa yang di ajak untuk praktek, karena tidak semua mau untuk belajar bahasa yang satu ini karena sulit.

Namun janganpantang menyerah kawan, banyak jalan menuju Roma. Bagi kita yang sudah mengenal internet tentunya ada banyak video tutorial untuk belajar bahasa inggris, atau kita juga dapat belajar tofel dengan situs-situs penyedianya.

Nah kali ini akan saya ajak anda untuk belajar bahasa inggris melalui Youtube, Mengapa Youtube karena Youtube dengan youtube di sana banyak contoh video yang dapat kita dengarkan suaranya (listeningnya), mengapa hal ini penting karena kadang Bahasa Inggris itu tulisan tidak sesuai dengan ucapanya (pronounya) m nah ini saya pikir yang agak sulit,

Saat saya kursus bahasa inggris tentunya teman-teman banyak yang mengatakan bahwa bahasa inggris saya masih bahasa inggris jawa dengan logat atau pronaun yang salah kaprah, dengan melihat video di youtube tentunya kita bisa juga belajar pronaun dan juga cara pengucapannya.

Nah ini salah satu video yang saya suka untuk belajar pronaun bahasa inggris bersama Mr Duncan From England.

Ini salah satu contoh videonya. silahkan anda Coba jika maka anda akan tertarik akan belajar Bahasa iNggris, karena dengan bahasa yang pelan tidak terlalu cepat dan tidak seperti guru saya waktu itu yang terlalu cepat cara pengucapanya sehingga saya jadi malas untuk belajarnya. he2 ..(banyak alasan)

Hal ini juga bisa digunakan bapak Ibu sekalian untuk model pembelajaran di Kelas sebagai variasi tentunya yang sekolahnya memilki vasilitas internet, dan PG yang mencukupi.



0 Stop copy paste!

Hallo sahabat blogger semuanya, senang rasanya bisa menyapa sobat bukan sekedar ngeblog di malam ini. Mungkin semua sobat blogger semua sudah pernah mengalami hal serupa dengan azrut yaitu artikelnya di copy tanpa disertakan sumber artikelnya, tentu hal tersebut sangat merugikan kita sebagai pemilik artikel apalagi seperti bukan sekedar ngeblog yang mencoba berbagi pengalamannya tanpa
Hallo sahabat blogger semuanya, senang rasanya bisa menyapa sobat bukan sekedar ngeblog di malam ini. Mungkin semua sobat blogger semua sudah pernah mengalami hal serupa dengan azrut yaitu artikelnya di copy tanpa disertakan sumber artikelnya, tentu hal tersebut sangat merugikan kita sebagai pemilik artikel apalagi seperti bukan sekedar ngeblog yang mencoba berbagi pengalamannya tanpa

Tuesday, April 24, 2012

0 Kontes seo terbaru mei 2012

Info kontes seo terbaru bulan mei 2012 yaitu dari Yamaha writing competition, info ini langsung dikirim ke alamat email saya dari seo yamaha dengan isi email sebagai berikut :
Suka nulis dan Eksis? Kini saatnya unjuk gigi! Bagi kamu yang kreatif dan inovatif, tunjukkan kreativitasmu melalui tulisan. Bagi kamu para blogger atau yang gemar dunia tulis menulis, rebut hadiah belasan juta rupiah dari
Info kontes seo terbaru bulan mei 2012 yaitu dari Yamaha writing competition, info ini langsung dikirim ke alamat email saya dari seo yamaha dengan isi email sebagai berikut :
Suka nulis dan Eksis? Kini saatnya unjuk gigi! Bagi kamu yang kreatif dan inovatif, tunjukkan kreativitasmu melalui tulisan. Bagi kamu para blogger atau yang gemar dunia tulis menulis, rebut hadiah belasan juta rupiah dari

Monday, April 23, 2012

0 Ruang Belajar IPA

Dalam Ruang Belajar ini, meruakn menu tambahan Guru IPA Pati untuk untuk memberikan kesempatan Anak didikku yang ingin bertanya tentang IPA dan pembelajaran IPA, anda bisa melakukannya disini dengan memberikan memberikan komentar. Mr Widi dan mungkin teman- teman lain siap memberikan jawabanya atau balasan komentarnya.

Untuk guru yang Lain silahkan juga memberikan masukkan yang terbaik bagimna cara mengajar yang baik, bagaimna cara belajar yang baik menurut Anda di sini

Jika malu bertanya di sini bisa juga menuliskan pertanyaan Anda ke email saya slamet.widiantoro95@yahoo.co.id dan hanifahaisyah@gmail.com atau alamat facebook dan twiter saya

TULIP (TUGAS LIBURAN PUASA) kelas 8

Untuk tahun ajaran 2012/2013 pada bulan puasa ini ada tugas buat kelas 8 untuk membuat produk roket air . silahkan anda berkreasi dengan menggunakam boto aqua bekas di sini akan saya berikan linknya :


Waktu yang di berikan 2 minggu. silahkan berkarya. Silahkan buat yang kreatif. danyang paling kreatif, paling bagus peluncurannya akan mendapatkan hadiah dari mirster Widi.

Penilaian : Rangangan roket air, Estetika,Kreatifitas, Uji coba produk,

TUGAS UNTUK KELAS 7 

Agar kalain lebih kreatif dalambelajar IPA maka dalam tahun ajaran 2011/2013 kalin memilki tugas untuk membuat gelas berpancuran menggunakan blotol aqua bekas, hal ini supaya kalain juga dapat mengerti bagaimna cara mengukur volume batu karena di sekolah terbatas gelas berpancurannya. 

Waktu yang di butuhkan adalah 1 minggu, dan dikerjakan 1 kelompok dua orang 1 meja. Untuk lebih lengkapnya caranya kalain bisa melihat ling yang ada di bawah ini!


Dalam Ruang Belajar ini, meruakn menu tambahan Guru IPA Pati untuk untuk memberikan kesempatan Anak didikku yang ingin bertanya tentang IPA dan pembelajaran IPA, anda bisa melakukannya disini dengan memberikan memberikan komentar. Mr Widi dan mungkin teman- teman lain siap memberikan jawabanya atau balasan komentarnya.

Untuk guru yang Lain silahkan juga memberikan masukkan yang terbaik bagimna cara mengajar yang baik, bagaimna cara belajar yang baik menurut Anda di sini

Jika malu bertanya di sini bisa juga menuliskan pertanyaan Anda ke email saya slamet.widiantoro95@yahoo.co.id dan hanifahaisyah@gmail.com atau alamat facebook dan twiter saya

TULIP (TUGAS LIBURAN PUASA) kelas 8

Untuk tahun ajaran 2012/2013 pada bulan puasa ini ada tugas buat kelas 8 untuk membuat produk roket air . silahkan anda berkreasi dengan menggunakam boto aqua bekas di sini akan saya berikan linknya :


Waktu yang di berikan 2 minggu. silahkan berkarya. Silahkan buat yang kreatif. danyang paling kreatif, paling bagus peluncurannya akan mendapatkan hadiah dari mirster Widi.

Penilaian : Rangangan roket air, Estetika,Kreatifitas, Uji coba produk,

TUGAS UNTUK KELAS 7 

Agar kalain lebih kreatif dalambelajar IPA maka dalam tahun ajaran 2011/2013 kalin memilki tugas untuk membuat gelas berpancuran menggunakan blotol aqua bekas, hal ini supaya kalain juga dapat mengerti bagaimna cara mengukur volume batu karena di sekolah terbatas gelas berpancurannya. 

Waktu yang di butuhkan adalah 1 minggu, dan dikerjakan 1 kelompok dua orang 1 meja. Untuk lebih lengkapnya caranya kalain bisa melihat ling yang ada di bawah ini!


0 Adu Nyali Untuk Menumbuhkan Karakter Pemberani


Ini lah salah satu kegiatan siswa yang perlu di ikuti untuk belajar adu nyali sehingga dapat melatih kleberanian siswa.

Dalam hal ini seorang mentor outbount harus dapat memnghubungkannya dalam hal pengambilan keputusan siswa. Keberanian sikap bertindak sehingga dengan outbount akan ada manfaatnya tidak hanya senang-senang saja.

hal ini dapat kita integrasikan dalam pembelajaran karakter pada anak agar anak sigap , dan berani mengambil keptusan saat dia mengalami kesulitan. Yang kadang kita masih sulit mencari anak yang berani mengambil keputusan untuk melangkah ke depan.

Dan tentunya peran guru dan orang tua sangat menentukan untuk mensukeskan pendidikan karakter "menjadi anak pemberani dalam hal membela kebenaran" bukan sebaliknya berani melanggar peraturan.

Ini lah salah satu kegiatan siswa yang perlu di ikuti untuk belajar adu nyali sehingga dapat melatih kleberanian siswa.

Dalam hal ini seorang mentor outbount harus dapat memnghubungkannya dalam hal pengambilan keputusan siswa. Keberanian sikap bertindak sehingga dengan outbount akan ada manfaatnya tidak hanya senang-senang saja.

hal ini dapat kita integrasikan dalam pembelajaran karakter pada anak agar anak sigap , dan berani mengambil keptusan saat dia mengalami kesulitan. Yang kadang kita masih sulit mencari anak yang berani mengambil keputusan untuk melangkah ke depan.

Dan tentunya peran guru dan orang tua sangat menentukan untuk mensukeskan pendidikan karakter "menjadi anak pemberani dalam hal membela kebenaran" bukan sebaliknya berani melanggar peraturan.

0 Download Avast! AntiVirus update terbaru

Download Avast! AntiVirus update terbaru untuk perlindungan optimal komputer sobat dirumah, setelah beberapa lama menggunakan product AntiVirus gratisan akhirnya saya jatuh cinta dengan software security yang satu ini yaitu Avast! Free AntiVirus yang mempunyai ukuran mentah sekitar 71 MB. Software ini dapat bekerja dengan baik dan cepat dalam melakukan scanning dan sangat stabil atau tidak
Download Avast! AntiVirus update terbaru untuk perlindungan optimal komputer sobat dirumah, setelah beberapa lama menggunakan product AntiVirus gratisan akhirnya saya jatuh cinta dengan software security yang satu ini yaitu Avast! Free AntiVirus yang mempunyai ukuran mentah sekitar 71 MB. Software ini dapat bekerja dengan baik dan cepat dalam melakukan scanning dan sangat stabil atau tidak

0 Kontradiksi Peringatan Kari Kartini !


Tanggal 21 April sering kita peringati hari kartini, dan mungkin setiap sekolah juga melakukan Upacara peringatannya. Apalagi dengan agenda-agenda peringatanya, banyak di gelar. dari mulai memasak, memakai konde, mememaki kebaya. dan lain sebagainya. Yang katanya adalah ikut berpartisipasi dan memerihakan peringatan kartini.

Pernahkah di sekolah Bapak ibu sekalian memeperingati hari kartini dengan anak-naka memakai baju adat jawa yang laki-laki bebgitu juga perempuan seperti foto di atas, Jika pernah mungkin hal ini sudah menjadi biasa. Namun menjadi tidak bisa jika ada lomba anak muda laki-laki dan perempuan berjalan berbarengan di atas pangung bergan dengan tangan dengan baju adat tadi dan hal ini dilombakan disekolah. dengan judul "lomba keluwesan berbusana adat".

Mengapa saya katakan tidak bisa karena di sini ada kontradiksi, bagi sekolah yang banyak menganut muslimnya?

Saat kita belajar Agama (Islam) tentunya Gurunya berkampanye jangan berpacaran, jangan berdekatan jika anda bukan muhkrimnya. Nah bagaimana jika hal ini diterapkan di sekolah atau bahkan dijadikan ajang lomba. Waduh bisa kacau tuh... pikiran anak.

Kadang dalam hati juga kepikiran juga, berapa jumlah biaya yang dikeluarkan saat memakai pakai adat ya.. kira-kira Rp 25.000-Rp50.000 setiap berdandan ke salon atau mungkin lebih. Ketika kita berpikir hidup hemat di Pelajaran PPKn terjadi kontrakdiski lagi, Bayangkan jika banyak sekolah yang mekalukan hal ini berapa jumlah dikeluarkan. Bukankah uang tadi lebih baik jika di kumpulkan dan untuk membeli sebuah buku. Jika kita kembali menengok juga tentunya cita-cita kartini bukan peringatan kartini yang seperti di ataslah yang ingin diharapkan jauh dari itu. Bukankah cita-cita kartini ingin Perempuan-perempuan Indoensia pintar salah satunya dengan membaca.

Namun saya melihat ada sekolah yang kreatif yang tidak melakukan kegiatan seperti di atas dan merubahnya dengan kegiatan yang lain seperti lomba menulis, lomba memasak, atau lomba yang lain yang sesuai dengan cita-cita kartini.


Oh iya Untuk perempuan muslim masih banyak lho, tokoh perempuan islam yang saya pikir lebih hebat dari Kartini Aisyah, Siti Khadijah, Maryam, Fatimah. Baca juga ya kisah-kisah mereka. agar kita lebih bersemangat untuk hidup mencari ilmu sampai hayat








Tanggal 21 April sering kita peringati hari kartini, dan mungkin setiap sekolah juga melakukan Upacara peringatannya. Apalagi dengan agenda-agenda peringatanya, banyak di gelar. dari mulai memasak, memakai konde, mememaki kebaya. dan lain sebagainya. Yang katanya adalah ikut berpartisipasi dan memerihakan peringatan kartini.

Pernahkah di sekolah Bapak ibu sekalian memeperingati hari kartini dengan anak-naka memakai baju adat jawa yang laki-laki bebgitu juga perempuan seperti foto di atas, Jika pernah mungkin hal ini sudah menjadi biasa. Namun menjadi tidak bisa jika ada lomba anak muda laki-laki dan perempuan berjalan berbarengan di atas pangung bergan dengan tangan dengan baju adat tadi dan hal ini dilombakan disekolah. dengan judul "lomba keluwesan berbusana adat".

Mengapa saya katakan tidak bisa karena di sini ada kontradiksi, bagi sekolah yang banyak menganut muslimnya?

Saat kita belajar Agama (Islam) tentunya Gurunya berkampanye jangan berpacaran, jangan berdekatan jika anda bukan muhkrimnya. Nah bagaimana jika hal ini diterapkan di sekolah atau bahkan dijadikan ajang lomba. Waduh bisa kacau tuh... pikiran anak.

Kadang dalam hati juga kepikiran juga, berapa jumlah biaya yang dikeluarkan saat memakai pakai adat ya.. kira-kira Rp 25.000-Rp50.000 setiap berdandan ke salon atau mungkin lebih. Ketika kita berpikir hidup hemat di Pelajaran PPKn terjadi kontrakdiski lagi, Bayangkan jika banyak sekolah yang mekalukan hal ini berapa jumlah dikeluarkan. Bukankah uang tadi lebih baik jika di kumpulkan dan untuk membeli sebuah buku. Jika kita kembali menengok juga tentunya cita-cita kartini bukan peringatan kartini yang seperti di ataslah yang ingin diharapkan jauh dari itu. Bukankah cita-cita kartini ingin Perempuan-perempuan Indoensia pintar salah satunya dengan membaca.

Namun saya melihat ada sekolah yang kreatif yang tidak melakukan kegiatan seperti di atas dan merubahnya dengan kegiatan yang lain seperti lomba menulis, lomba memasak, atau lomba yang lain yang sesuai dengan cita-cita kartini.


Oh iya Untuk perempuan muslim masih banyak lho, tokoh perempuan islam yang saya pikir lebih hebat dari Kartini Aisyah, Siti Khadijah, Maryam, Fatimah. Baca juga ya kisah-kisah mereka. agar kita lebih bersemangat untuk hidup mencari ilmu sampai hayat







Sunday, April 22, 2012

0 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR


Tujuan utama dari kegiatan penilaian adalah untuk mengethaui apakah kompetensi dasar yang telah ditetapkan sudah dapat dicapai oleh siswa atau belum. Untuk keperluan tersebut guru perlu menyusun prosedur penilaian dalam bentuk kisi-kisi pengukuran. Kisi-kisi pengukuran tersebut antara lain berisi :
(a) aspek yang akan diukur : kognitif, afektif, atau psikomotor,
(b) jenis alat ukur yang digunakan : tes atau non-tes,
(c) teknik atau cara pengukurannya : tertulis, lisan, atau perbuatan
(d) cara penskoran serta pengolahannya.

Pengumpulan dan Pengolah Informasi Hasil Belajar dari Tes Tertulis
Informasi hasil belajar yang diperoleh dari tes tertulis dikumpulkan dari hasil tes tertulis yang telah dikerjakan siswa, baik yang berasal dari ulangan harian, tes tengah semester, ataupun tes akhir semester. Jenis tes yang sering digunakan di lapangan adalah tes objektif  dan tes uraian.

A. Memeriksa dan Mengolah Hasil Tes
1.      Memeriksa Hasil tes Objektif
Cara yang paling umum dilakukan oleh para praktisi pendidikan di lapangan adalah dengan pemeriksaan secaar manual. Cara ini tepat dilakukan jika jumlah peserta tesnya tidak terlalu banyak.  Jika jumlah peserta tes sangat besar, maka pemeriksaan secara manual dirasa tidak efektif lagi. Jika peserta tes dalam jumlah besar maka dapat menggunakan fasilitas komputer untuk menskor dan mengolahnya. Pembacaan jawaban siswa dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin pembaca (scanner machine) dan untuk mengolah data selanjutnya dapat digunakan komputer.

2.      Memeriksa Hasil Tes Uraian
Pemberian skor atau scoring merupakan masalah serius dalam pemeriksaan hasil tes uraian. Menurut Hopkins dan kawan-kawan (1990) terdapt lima faktor yang menjadi permasalahan pada saat memeriksa hasil tes uraian yaitu ketidaktetapan pemeriksa dalam memberikan skor, adanya hallo effect, carri over effect, order effect, dan adanya efek penggunakan bahasa serta tulisan siswa.

3.      Mengolah Data Hasil Tes
1)      Untuk tes objektif (tanpa formula tebakan)
Persentase penguasaan = x 100 %

2)      Untuk tes uraian :
Persentase penguasaan = x 100 %

B.     Pengumpulan dan Pengolahan Informasi haisl Belajar dari Unjuk Kerja Siswa

 Informasi hasil belajar yang diperoleh dari unjuk siswa kerja siswa, baik yang berupa unjuk kerja yang langsung diamati guru, pembuatan laporan, pengumpulan hasil karya, pengumpulan portofoio dan lain sebagianya. Satu hal yang tidak kalah penting adalah informasi yang berkenaan dengan proses selama menghasilkan karya tersebut.

Untuk memperoleh informasi tersebut sudah barang tentu guru harus mempersiapkan pedoman pengamatan yang dilengkapi dengan kriteria penskoran. Inilah yang dikenal dengan rubrik


Tujuan utama dari kegiatan penilaian adalah untuk mengethaui apakah kompetensi dasar yang telah ditetapkan sudah dapat dicapai oleh siswa atau belum. Untuk keperluan tersebut guru perlu menyusun prosedur penilaian dalam bentuk kisi-kisi pengukuran. Kisi-kisi pengukuran tersebut antara lain berisi :
(a) aspek yang akan diukur : kognitif, afektif, atau psikomotor,
(b) jenis alat ukur yang digunakan : tes atau non-tes,
(c) teknik atau cara pengukurannya : tertulis, lisan, atau perbuatan
(d) cara penskoran serta pengolahannya.

Pengumpulan dan Pengolah Informasi Hasil Belajar dari Tes Tertulis
Informasi hasil belajar yang diperoleh dari tes tertulis dikumpulkan dari hasil tes tertulis yang telah dikerjakan siswa, baik yang berasal dari ulangan harian, tes tengah semester, ataupun tes akhir semester. Jenis tes yang sering digunakan di lapangan adalah tes objektif  dan tes uraian.

A. Memeriksa dan Mengolah Hasil Tes
1.      Memeriksa Hasil tes Objektif
Cara yang paling umum dilakukan oleh para praktisi pendidikan di lapangan adalah dengan pemeriksaan secaar manual. Cara ini tepat dilakukan jika jumlah peserta tesnya tidak terlalu banyak.  Jika jumlah peserta tes sangat besar, maka pemeriksaan secara manual dirasa tidak efektif lagi. Jika peserta tes dalam jumlah besar maka dapat menggunakan fasilitas komputer untuk menskor dan mengolahnya. Pembacaan jawaban siswa dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin pembaca (scanner machine) dan untuk mengolah data selanjutnya dapat digunakan komputer.

2.      Memeriksa Hasil Tes Uraian
Pemberian skor atau scoring merupakan masalah serius dalam pemeriksaan hasil tes uraian. Menurut Hopkins dan kawan-kawan (1990) terdapt lima faktor yang menjadi permasalahan pada saat memeriksa hasil tes uraian yaitu ketidaktetapan pemeriksa dalam memberikan skor, adanya hallo effect, carri over effect, order effect, dan adanya efek penggunakan bahasa serta tulisan siswa.

3.      Mengolah Data Hasil Tes
1)      Untuk tes objektif (tanpa formula tebakan)
Persentase penguasaan = x 100 %

2)      Untuk tes uraian :
Persentase penguasaan = x 100 %

B.     Pengumpulan dan Pengolahan Informasi haisl Belajar dari Unjuk Kerja Siswa

 Informasi hasil belajar yang diperoleh dari unjuk siswa kerja siswa, baik yang berupa unjuk kerja yang langsung diamati guru, pembuatan laporan, pengumpulan hasil karya, pengumpulan portofoio dan lain sebagianya. Satu hal yang tidak kalah penting adalah informasi yang berkenaan dengan proses selama menghasilkan karya tersebut.

Untuk memperoleh informasi tersebut sudah barang tentu guru harus mempersiapkan pedoman pengamatan yang dilengkapi dengan kriteria penskoran. Inilah yang dikenal dengan rubrik

0 PENILAIAN RANAH AFEKTIF



A.    Konsep Dasar
Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga mereka akan dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
Fakta yang ada sampai saat ini pembelajaran masih didominasi pada pengembangan ranah kognitif.
Menurut Krathwohl (dalam Gronlund dan Linn, 1990), ranah afektif terdiri atas lima level yaitu : (1) receiving, (2) responding, (3) valuing, (4) organization, dan (5) characterization. Level yang paling rendah adalah receiving dan paling tinggi characterization.
Karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri, dan nilai.
  1. Sikap
Menurut Fishbein dan Ajzen seperti dikutip oleh Mardapin (2004), sikap didefinisikan sebagai predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang.
  1. Minat
Menurut Getzel (dalam Mardapi, 2004), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian.
  1. Konsep Diri
Konsep diri adalah penilaian yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemhana diri sendiri.
  1. Nilai
Nilai merupakan suatu keyakinan yang dalam tentang perbuatan, tindakan atau perilaku yangdianggap baik dan yang dianggap tidak baik (Rokeach dalam Mardapi, 2004)

B.     BEBERAPA CARA PENILAIAN RANAH AFEKTIF
Seperti halnya dengan penilaian pada ranah kognitif atau psikomotor, penilaian pada ranah afektif dapat dilakukan dengan berbagai cara. Menurut Ericson (dalam Nasoetion dan Suryanto, 2002), penilaian afektif dapat dilakukan dengan cara.
1.      Pengamatan langsung
2.      Wawancara
3.      Angket atau kuesioner
4.      Teknik proyektil
5.      Pengukuran terselubung

Kelima cara tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan dalam memperoleh data. Jika jumlah responden yang akan diteliti banyak maka penggunaan angket atau kuesioner dinilai paling efektif.

C.     LANGKAH – LANGKAH PENGEMBAGNAN INSTRUMEN AFEKTIF
1.      Merumuskan tujuan pengukuran afektif
Pengembangan alat ukur sikap bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap sesuatu objek, misalnya sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Sikap siswa terhadap sesuatu dapat positif atau negatif, hasil pengukuran sikap sangat bermanfaat untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk siswa.
Alat ukur minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat siswa terhadap sesuatu. Hasil pengukuran minat akan bermanfaat bagi sekolah untuk mengidentifikasi dan menyediakan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan minat siswa. Sedangkan bagi siswa akan bermanfaat untuk mempelajari sesuatu objek sesuai dengan minatnya.
2.      Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
Setelah tujuan pengukuran ditetapkan maka langkah berikutnya adalah merumuskan definisi konpsetual dari afektif yang akan diukur
3.      Menentukan definisi Operasional dari setiap afektif yang akan diukur
Penentuan definisi operasional dimaksudkan untuk menentukan cara pengukuran definisi konseptual
4.      Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator
Indikator merupakan petunjuk terukurnya definisi operasional.
5.      Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan – pernyataan dalam instrumen
Penulisan instrumen atau alat ukur dapat dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran.
6.      Meneliti kembali setiap butir pernyataan
Penelitian kembali instrumen yang selesai ditulis sebaiknya dilakukan oleh orang yang telah memiliki banyak pengalaman dalam mengembangkan alat ukur afektif minimal dua orang
7.      Melakukan uji coba
Perangkat instrumen yang telah ditelaah dan diperbaiki, disusun dan diperbanyak untuk kemudian diujicobakan di lapangan
8.      Menyempurnakan instrumen
Data yang diperoleh dari hasil uji coba selanjutnya kita olah untuk memperoleh gambaran tentang validitas dan reliabilitas instrumen tersebut.
9.      Mengadministrasikan instrumen
Yang dimaksud dengan mengadministrasikan instrumen adalah melaksanakan pengambilan data di lapangan.



A.    Konsep Dasar
Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga mereka akan dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
Fakta yang ada sampai saat ini pembelajaran masih didominasi pada pengembangan ranah kognitif.
Menurut Krathwohl (dalam Gronlund dan Linn, 1990), ranah afektif terdiri atas lima level yaitu : (1) receiving, (2) responding, (3) valuing, (4) organization, dan (5) characterization. Level yang paling rendah adalah receiving dan paling tinggi characterization.
Karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri, dan nilai.
  1. Sikap
Menurut Fishbein dan Ajzen seperti dikutip oleh Mardapin (2004), sikap didefinisikan sebagai predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang.
  1. Minat
Menurut Getzel (dalam Mardapi, 2004), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian.
  1. Konsep Diri
Konsep diri adalah penilaian yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemhana diri sendiri.
  1. Nilai
Nilai merupakan suatu keyakinan yang dalam tentang perbuatan, tindakan atau perilaku yangdianggap baik dan yang dianggap tidak baik (Rokeach dalam Mardapi, 2004)

B.     BEBERAPA CARA PENILAIAN RANAH AFEKTIF
Seperti halnya dengan penilaian pada ranah kognitif atau psikomotor, penilaian pada ranah afektif dapat dilakukan dengan berbagai cara. Menurut Ericson (dalam Nasoetion dan Suryanto, 2002), penilaian afektif dapat dilakukan dengan cara.
1.      Pengamatan langsung
2.      Wawancara
3.      Angket atau kuesioner
4.      Teknik proyektil
5.      Pengukuran terselubung

Kelima cara tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan dalam memperoleh data. Jika jumlah responden yang akan diteliti banyak maka penggunaan angket atau kuesioner dinilai paling efektif.

C.     LANGKAH – LANGKAH PENGEMBAGNAN INSTRUMEN AFEKTIF
1.      Merumuskan tujuan pengukuran afektif
Pengembangan alat ukur sikap bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap sesuatu objek, misalnya sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Sikap siswa terhadap sesuatu dapat positif atau negatif, hasil pengukuran sikap sangat bermanfaat untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk siswa.
Alat ukur minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat siswa terhadap sesuatu. Hasil pengukuran minat akan bermanfaat bagi sekolah untuk mengidentifikasi dan menyediakan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan minat siswa. Sedangkan bagi siswa akan bermanfaat untuk mempelajari sesuatu objek sesuai dengan minatnya.
2.      Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
Setelah tujuan pengukuran ditetapkan maka langkah berikutnya adalah merumuskan definisi konpsetual dari afektif yang akan diukur
3.      Menentukan definisi Operasional dari setiap afektif yang akan diukur
Penentuan definisi operasional dimaksudkan untuk menentukan cara pengukuran definisi konseptual
4.      Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator
Indikator merupakan petunjuk terukurnya definisi operasional.
5.      Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan – pernyataan dalam instrumen
Penulisan instrumen atau alat ukur dapat dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran.
6.      Meneliti kembali setiap butir pernyataan
Penelitian kembali instrumen yang selesai ditulis sebaiknya dilakukan oleh orang yang telah memiliki banyak pengalaman dalam mengembangkan alat ukur afektif minimal dua orang
7.      Melakukan uji coba
Perangkat instrumen yang telah ditelaah dan diperbaiki, disusun dan diperbanyak untuk kemudian diujicobakan di lapangan
8.      Menyempurnakan instrumen
Data yang diperoleh dari hasil uji coba selanjutnya kita olah untuk memperoleh gambaran tentang validitas dan reliabilitas instrumen tersebut.
9.      Mengadministrasikan instrumen
Yang dimaksud dengan mengadministrasikan instrumen adalah melaksanakan pengambilan data di lapangan.

0 Membuat keterangan Tuntas Pada Analisis Nilai dengan Exel

Kadang kita mengingkan keterangan dalam nilai anak didik kita "tuntas" atau 'tidak tuntas", nah bagaimana caranya membuat keterangan nilai tuntas atau tidak tuntas atau "lulus"atau " tidak lulus". Kali ini saya akan memberikan tutorial tentang cara membuat keterangan ketuntatasan tersebut melalui video tutorial sebagai berikut ini . semoga bermanfaat.

Jika menginginkan mendonloadnya silahkan klik disini lalu klik file baru donload/unduh. terimakasih. Jika menginkan tulisan  tentang cara mengkonversi nilai silahkan baca disini.
Kadang kita mengingkan keterangan dalam nilai anak didik kita "tuntas" atau 'tidak tuntas", nah bagaimana caranya membuat keterangan nilai tuntas atau tidak tuntas atau "lulus"atau " tidak lulus". Kali ini saya akan memberikan tutorial tentang cara membuat keterangan ketuntatasan tersebut melalui video tutorial sebagai berikut ini . semoga bermanfaat.

Jika menginginkan mendonloadnya silahkan klik disini lalu klik file baru donload/unduh. terimakasih. Jika menginkan tulisan  tentang cara mengkonversi nilai silahkan baca disini.

Saturday, April 21, 2012

0 Download Nimbuzz Messenger Terbaru

Download Nimbuzz Messenger terbaru setelah sebelumnya share tentang aplikasi handphone UC Browser terbaru sekarang saya ingin berbagi lagi sebuah apps untuk handphone java dan symbian yang sangat berguna ini yaitu NimBuzz Messenger. Sobat sudah tahukan apa fungsi dari aplikasi Nimbuzz ini, yah betul sekali! Apps ini berfungsi untuk chatting dan calling supaya kita bisa tetap terhubung dengan
Download Nimbuzz Messenger terbaru setelah sebelumnya share tentang aplikasi handphone UC Browser terbaru sekarang saya ingin berbagi lagi sebuah apps untuk handphone java dan symbian yang sangat berguna ini yaitu NimBuzz Messenger. Sobat sudah tahukan apa fungsi dari aplikasi Nimbuzz ini, yah betul sekali! Apps ini berfungsi untuk chatting dan calling supaya kita bisa tetap terhubung dengan

0 LG Optimus L3

LG Optimus L3 sebuah ponsel layar sentuh dengan memiliki ukuran 3.2 inci yang menggunakan prosesor berkecepatan 800 MHz, 1 GB storage, dan 384MB RAM. Ponsel ini memang diciptakan sebagai ponsel praktis namun cerdas. LG Optimus L3 dilengkapi kamera utama 3.0 MP dengan fixed focus dan memiliki baterai berkapasitas 1500 mAh. LG Optimus L3 ini memiliki ukuran yang lumayan besar yakni memory internal
LG Optimus L3 sebuah ponsel layar sentuh dengan memiliki ukuran 3.2 inci yang menggunakan prosesor berkecepatan 800 MHz, 1 GB storage, dan 384MB RAM. Ponsel ini memang diciptakan sebagai ponsel praktis namun cerdas. LG Optimus L3 dilengkapi kamera utama 3.0 MP dengan fixed focus dan memiliki baterai berkapasitas 1500 mAh. LG Optimus L3 ini memiliki ukuran yang lumayan besar yakni memory internal

0 Restaurant jakarta food delivery from restaurantjakartadelivery.com

Restaurant Jakarta Food Delivery from RestaurantJakartaDelivery.com adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa Food Delivery dari Restaurant ternama di Jakarta, dengan testinomial yang sangat menarik “Kami ada untuk melayani kebutuhan Food Delivery di Jakarta dari Restaurant Ternama di Jakarta Silakan pilih Restaurant Favorit anda” RestaurantJakartaDelivery.com siap melayani
Restaurant Jakarta Food Delivery from RestaurantJakartaDelivery.com adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa Food Delivery dari Restaurant ternama di Jakarta, dengan testinomial yang sangat menarik “Kami ada untuk melayani kebutuhan Food Delivery di Jakarta dari Restaurant Ternama di Jakarta Silakan pilih Restaurant Favorit anda” RestaurantJakartaDelivery.com siap melayani

Friday, April 20, 2012

0 Poster Pendidikan Komputer dan Media Pembelajaran Universitas Terbuka

Hai.. temen mahasiswa Universitas Terbuka
aku mw sedikit share tentang tugas Komputer dan Media Pembelajaran

tentang Pembuatan Poster
berikut aku kasih contoh poster tentang pendidikan....
bisa langsung disedot via ziddu...
Monggo Silahkann......!!!!!!

contoh 1

(Catatan ; program menggunakan corel X3)

Untuk RPP nya bs kalian download (di sini)

OK Guy's,, have fun's with UT community!!!!


Hai.. temen mahasiswa Universitas Terbuka
aku mw sedikit share tentang tugas Komputer dan Media Pembelajaran

tentang Pembuatan Poster
berikut aku kasih contoh poster tentang pendidikan....
bisa langsung disedot via ziddu...
Monggo Silahkann......!!!!!!

contoh 1

(Catatan ; program menggunakan corel X3)

Untuk RPP nya bs kalian download (di sini)

OK Guy's,, have fun's with UT community!!!!


0 IndeHost Web Hosting Bagus dan Murah Indonesia

IndeHost Web Hosting Bagus dan Murah Indonesia yang bisa diartikan sebagai salah satu bentuk layanan jasa penyewaan tempat di Internet yang memungkinkan perorangan ataupun organisasi menampilkan layanan jasa atau produknya di web / situs Internet. Nah sobat sudah bisa memahami apa yang dimaksud dengan web hostingkan. Salahsatu dari sekian banyak situs sejenis ini adalah Indehost yang menyediakan
IndeHost Web Hosting Bagus dan Murah Indonesia yang bisa diartikan sebagai salah satu bentuk layanan jasa penyewaan tempat di Internet yang memungkinkan perorangan ataupun organisasi menampilkan layanan jasa atau produknya di web / situs Internet. Nah sobat sudah bisa memahami apa yang dimaksud dengan web hostingkan. Salahsatu dari sekian banyak situs sejenis ini adalah Indehost yang menyediakan

Wednesday, April 18, 2012

0 PENGERTIAN, KLASIFIKASI DAN KARAKTERISTIK ANAK TUNADAKSA



Tunadaksa dapat didefinisikan sebagai bentuk kelainan atau kecacatan pada sisitem otot, tulang, persendian dan saraf yang disebabkan oleh penyakit, virus, dan kecelakaan baik yang terjadi sebelum lahir, saat lahir dan sesudah kelahiran. Gangguan itu mengakibatkan gangguan koorinasi, komunikasi, adaptasi, mobilisasi dan gangguan perkembangan pribadi.

Klasifikasi anak tunadaksa ditinjau dari sistem kelainannya dapat dibedakan atas kelainan pada sistem cerebral dan kelainan pada sistem otot dan rangka. Kelainan pada sisitem cerebral berupa cerebral palsy yang menunjukkan kelainan gerak, sikap dan bentuk tubuh, gangguan koorinasi, dan kadang disertai gangguan psikologis dan sensoris karena adanya kerusakan pada masa perkembangan otak. Cerebral palsy diklasifikasikan menurut derajat perkmbangan otak. Cerebral palsy diklasifikasikan menurut derajat kecacatannya, yaitu ringan, sedang dan berat. Klasifikasi berdasrkan fisiologi kelainan gerak adalah spastik, dyskensia (atetoid, rigid tremor) dan campuran.
Kelainan pada sistem otot dan rangka berupa pliomyelitis, muscle dystrophy, dan spina bifida. Poliomyelitis merupakan suatu infeksi penyakit pada sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh virus polio yang mengakibatkan kelumpuhan yang bersifat menetap dan tidak mengakibatkan gangguan kecerdasan atau alat-alat indra.

Kelumpuhan dibedakan atas tipe spinal, bulbair, bulbospinal, dan encephalistis. Muscle dystrophy adalah ejnis penyakit otot yang disebabkan oleh faktor keturunan dan mengakibatkan otot tidak berkembang karena mengalami kelumpuhan yang sifatnya progresif dan simetris. Spina bifida merupakan jenis kelainan pada tulang dan belakgn yang ditandai dengan terbukanya satu atau 3 ruas tulang belakang dan tidak tertutup lagi selama masa perkembangan sehingga fungsi jaringan saraf terganggu dan terjadilah kelumpuhan.

Karakteristik anak tunadaksa ditinjau dari beberapa segi, antara lain :
  1. Karakteristik akademis anak tudanadaksa meliputi ciri khas kecerdasan, kemampuan kognisi, persepsi dan simblisasi mengalam kelainan karena terganggunya sisitem cerebral sehingga mengalami hambatan dalam belajar, dan mengurus diri. Anak tundaksa karena kelainan pada sistem otot dan rangka tidak terganggu sehingga dapat belajar, seperti anak normal.

  1. Karakteristik sosial/emosional anak tunadaksa menunjukkan bahwa konse diri dan respons serta sikap masyarakat yang negatif terhadap anak tunadaksa mengakibatkan anak tunadaksa merasa tidak mampu, tidak berguna dan menjadi rendah diri.
Akibatnya, kepercayan dirinya hilang dan akhirnya tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Mereka juga menunjukkan sikap mudah tersinggung, mudah marah, lekas putus asa, rendah diri, kurang dapat bergaul, malu dan suka menyendiri, serta frustasi berat.

  1. Karakteristik fisik/kesehatan anak tunadaksa biasanya selain mengalami cacat tubuh, juga mengalami gangguan lain, seperti sakit gigi, berkurangnya daya pendenganran, penglihatan, gangguan bicara, dan gangguan motorik.

Tujuan utama pendidikan anak tunadaksa adalah terbentukyna kemandirian dan keutuhan pribadi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sekurang-kurangnya tujuh aspek yang perlu dikembangkan melalui pendidikan pada anak tunadaksa, yaitu :
  1. Pengembangan intelektual dan akademik
  2. Membantu perkembangan fisik
  3. Meningkatkan perkembangan emosi dan penerimaan diri anak
  4. Mematangkan moral dan spiritual,
  5. Meningkatkan ekspresi diri
  6. Mempersiapkan masa depan anak

Anak Tundaksa dapat mengikuti pendidikan pada sekolah berasrama, sekolah tidak berasrama, kelas khusus penuh, kelas reguler dan khusus, kelas umum dibantu oleh guru khusus, kelas dengn konsultan guru-guru umum, dan kelas normal, serta ruang sumber.

Penyelenggaran pendidikan jalur persekolahan bagi anak tunadaksa menggunakan kurikulum PLB untuk anak tunadaksa tahun 1994, Pengembangan Kurikulm, garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) , dan Pedoman Pelaksanaan Kurikulum.

Satuan pendidikan yang ada dalam kurikulum PLB 1994 berjenjang mulai TKLB, SDLB, SLTPLB, dan SMLB. Semua satuan pendidikan tersebut mereapkan sistem caturwulan, sedangkan perencanaan kegiatan belajarnya dapat meliputi perencanaan tahunan, caturwulan, harian dan perencanaan pendidikan yang diidividualisasikan (PPI)

Dalam memberikan pendidikan pada anak tunadaksa ada 2 prinsip utama, yaitu prinsip multisensori dan individualisasi. Demikian juga dengan kondisi ruangan belajarnya. Ia membutuhkan rancangan khusus sehubungan dengan kondisi anak tunadaksa mengalami gangguan motorik maka sebaiknya bangunan gedung sekolah dirancang dengan memprioritaskan 3 kemudahan, yaitu mudah ke luar masuk, mudah bergerak dalam ruangan dan mudah mengadakan penyesuaian.

Menurut isitlah, anak tulanaras adalah anak yang bertingkahlaku kurang sesuai dengan lingkungan. Perilakunya sering bertentangan dengan norma-norma yang terdapat di masyarakat tempat ia berada. Penggunaan istilah tunalaras sangat bervariasi berdasarkan sudut pandang tiap-tiap ahli yang mengemukakannya.

Definisi tunalaras juga beraneka ragam. Dalam UURI No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan luar biasa,  dinyatakan bahwa tunalaras adalah gangguan atau kelainan tingkah laku sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Klasifikasi anak tunalaras juga beraneka ragam, seperti berikut ini :
  1. Menurut Rosembera dkk. (1992), klasifikasi anak tunalaras yang bersiko tinggi adalah hyperactive, agresif, pembangkang, dan lain-lain serta ada yang beresiko rendah adalah autisme dan skizofrenia, anak bahagia melihat api, sering meninggalkan rumah dan lain-lain.
  2. Sistem klasifikasi yang dikemukakan oleh Quay (1979) adalah gangguan perilaku atau kekacauan tingkah laku, kecemasan penarikan diri, ketidakmatangan dan agresi sosialisasi.

Secara umum anak tunalaras menunjukkan ciri-ciri tingkah laku yang ada persamaannya pada setiap klasifikasi, yaitu kekacauan tingkah laku, kecemasan dan menarik diri, kurang dewasa dan agresif bersosialisasi.
Karakterisitk tingkah laku yang dikemukakan oleh Hallahan dan Kauffman (1986) ada empat dimensi, yaitu kaakteristik anak yang mengalami kekacauan tingkah laku; sering merasa cemas dan menarik diri; kurang dewasa dan agresif bersosialisasi. Setiap dimensi tersebut mengakibatkan penyesuaian sosial, sekolah dan masyarakat yang buruk.

Karakteristik akademik anak tunalaras ditandai dengan seringnya mereka mengalami kegagalan karena adanya kesulitan dalam mengadakan penyesusian dengan aturan sekolah dan belajar

Karakteristik sosial/emosional ditandai dengan masalah penyesuaian sosial yan salah dan dapat menimbulkan gangguan bagi orang lain dan ditandai dengan tindak agresif dan kejahatan, sedangkan kareakteristik emosional anak tunalaras ditandai dengan hal-hal yang menekan anak dan rasa gelisah atau perilaku sampingan, seperti malu, rasa rendah diri, dan sangat agresif.

Karakteristik fisik/kesehatan anak tunalaras ditandai dengan gangguan makan, gangguan tidur, gangguan gerakan, gagap, buang air (kencing dan berak) tidak terkendali, serta jorok.

Kebutuhan pendidkan anak tunalaras dapat dipenuhi dengan cara menata lingkungan sekolah yang kondusif, agar anak tidak berkembang ke arah tunalaras dan kegagalan akademik. Lungkungan yang menyenangkan, tidak membosankan, harmonis dalam hubungan, penuh perhatian, menerima apa adanya dan terbuka, serta teladan yang baik akan mengantarkan anak untuk mencapai keberhasilan pendidikannya.

Teknik penyembuhan dan program pendidikan abgi anak tunalaras berdasarkan pada berbagai model, diantaranya adalah model biogenetik, model behavioral, psikodinamika, dan model ekologis.

Teknik pendekatan/cara mengatasi masalah perilaku anak tunalaras adalah gabungan dari beberapa teknik atau model di atas. Seperti teknik perawatan dengan obat, modifikasi perilaku, strategi psikodinamika dan ekologis.

Hiperaktivitas mempunya iciri gerak yang terlalu aktif, tidak tersinggung dan sulit memperhatikan dengan baik. Penyebabnya adalah disfungsi otak, kekurangan oksigen, kecelakaan fisik, keracunan serbuk timah, kekurangan gizi, minuman keras dan mengonsumsi obat terlarang saat kehamilan.

Beberapa teknik utama mengatasi perilaku yang menyimpang pada anak hiperaktif adalah dengan medikasi/penggunaan obat, diet, modifikasi tingkah laku, lingkungan yang terstruktur, pengendalian diri, modeling dan biofeedback.

Distrakbilitas merupakan kesulitan memusatkan perhatian pada stimulus yang relevan secara efisien. Penyebabnya adalah adanya disfungsi mnimal otak, gangguan metabolisme, kelainan fisik minimal, faktor lingkungan dan keterlambatan perkembangan.

Pendekatan untuk menangani distrakbilitas adalah dengan lingkungan yang terstruktur dan stimulus yang terkendali, modifikasi materi dan strategi pembelajaran, serta modifikasi tingkah laku.

Anak dikatakan impulsif jika cenderung menuruti kemauan hatinya dan terbiasa beraksi cepat tanpa berpikir panjang dalam situasi sosial maupun pada tugas-tugas akademik. Penyebabnya adalah faktor keturunan, cemas, budaya, disfungsi saraf, perilaku yang dipelajari dari lingkungan, salah asuh, dan trauma kehidupannya.

Beberapa cara/metode utuk mengendalikan impulsif diantaranya adalah melatih verbalisme aktivitasnya, modifikasi tingkah laku, serta mengajarkan seperangkat keterampilan kepada anak.


Tunadaksa dapat didefinisikan sebagai bentuk kelainan atau kecacatan pada sisitem otot, tulang, persendian dan saraf yang disebabkan oleh penyakit, virus, dan kecelakaan baik yang terjadi sebelum lahir, saat lahir dan sesudah kelahiran. Gangguan itu mengakibatkan gangguan koorinasi, komunikasi, adaptasi, mobilisasi dan gangguan perkembangan pribadi.

Klasifikasi anak tunadaksa ditinjau dari sistem kelainannya dapat dibedakan atas kelainan pada sistem cerebral dan kelainan pada sistem otot dan rangka. Kelainan pada sisitem cerebral berupa cerebral palsy yang menunjukkan kelainan gerak, sikap dan bentuk tubuh, gangguan koorinasi, dan kadang disertai gangguan psikologis dan sensoris karena adanya kerusakan pada masa perkembangan otak. Cerebral palsy diklasifikasikan menurut derajat perkmbangan otak. Cerebral palsy diklasifikasikan menurut derajat kecacatannya, yaitu ringan, sedang dan berat. Klasifikasi berdasrkan fisiologi kelainan gerak adalah spastik, dyskensia (atetoid, rigid tremor) dan campuran.
Kelainan pada sistem otot dan rangka berupa pliomyelitis, muscle dystrophy, dan spina bifida. Poliomyelitis merupakan suatu infeksi penyakit pada sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh virus polio yang mengakibatkan kelumpuhan yang bersifat menetap dan tidak mengakibatkan gangguan kecerdasan atau alat-alat indra.

Kelumpuhan dibedakan atas tipe spinal, bulbair, bulbospinal, dan encephalistis. Muscle dystrophy adalah ejnis penyakit otot yang disebabkan oleh faktor keturunan dan mengakibatkan otot tidak berkembang karena mengalami kelumpuhan yang sifatnya progresif dan simetris. Spina bifida merupakan jenis kelainan pada tulang dan belakgn yang ditandai dengan terbukanya satu atau 3 ruas tulang belakang dan tidak tertutup lagi selama masa perkembangan sehingga fungsi jaringan saraf terganggu dan terjadilah kelumpuhan.

Karakteristik anak tunadaksa ditinjau dari beberapa segi, antara lain :
  1. Karakteristik akademis anak tudanadaksa meliputi ciri khas kecerdasan, kemampuan kognisi, persepsi dan simblisasi mengalam kelainan karena terganggunya sisitem cerebral sehingga mengalami hambatan dalam belajar, dan mengurus diri. Anak tundaksa karena kelainan pada sistem otot dan rangka tidak terganggu sehingga dapat belajar, seperti anak normal.

  1. Karakteristik sosial/emosional anak tunadaksa menunjukkan bahwa konse diri dan respons serta sikap masyarakat yang negatif terhadap anak tunadaksa mengakibatkan anak tunadaksa merasa tidak mampu, tidak berguna dan menjadi rendah diri.
Akibatnya, kepercayan dirinya hilang dan akhirnya tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Mereka juga menunjukkan sikap mudah tersinggung, mudah marah, lekas putus asa, rendah diri, kurang dapat bergaul, malu dan suka menyendiri, serta frustasi berat.

  1. Karakteristik fisik/kesehatan anak tunadaksa biasanya selain mengalami cacat tubuh, juga mengalami gangguan lain, seperti sakit gigi, berkurangnya daya pendenganran, penglihatan, gangguan bicara, dan gangguan motorik.

Tujuan utama pendidikan anak tunadaksa adalah terbentukyna kemandirian dan keutuhan pribadi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sekurang-kurangnya tujuh aspek yang perlu dikembangkan melalui pendidikan pada anak tunadaksa, yaitu :
  1. Pengembangan intelektual dan akademik
  2. Membantu perkembangan fisik
  3. Meningkatkan perkembangan emosi dan penerimaan diri anak
  4. Mematangkan moral dan spiritual,
  5. Meningkatkan ekspresi diri
  6. Mempersiapkan masa depan anak

Anak Tundaksa dapat mengikuti pendidikan pada sekolah berasrama, sekolah tidak berasrama, kelas khusus penuh, kelas reguler dan khusus, kelas umum dibantu oleh guru khusus, kelas dengn konsultan guru-guru umum, dan kelas normal, serta ruang sumber.

Penyelenggaran pendidikan jalur persekolahan bagi anak tunadaksa menggunakan kurikulum PLB untuk anak tunadaksa tahun 1994, Pengembangan Kurikulm, garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) , dan Pedoman Pelaksanaan Kurikulum.

Satuan pendidikan yang ada dalam kurikulum PLB 1994 berjenjang mulai TKLB, SDLB, SLTPLB, dan SMLB. Semua satuan pendidikan tersebut mereapkan sistem caturwulan, sedangkan perencanaan kegiatan belajarnya dapat meliputi perencanaan tahunan, caturwulan, harian dan perencanaan pendidikan yang diidividualisasikan (PPI)

Dalam memberikan pendidikan pada anak tunadaksa ada 2 prinsip utama, yaitu prinsip multisensori dan individualisasi. Demikian juga dengan kondisi ruangan belajarnya. Ia membutuhkan rancangan khusus sehubungan dengan kondisi anak tunadaksa mengalami gangguan motorik maka sebaiknya bangunan gedung sekolah dirancang dengan memprioritaskan 3 kemudahan, yaitu mudah ke luar masuk, mudah bergerak dalam ruangan dan mudah mengadakan penyesuaian.

Menurut isitlah, anak tulanaras adalah anak yang bertingkahlaku kurang sesuai dengan lingkungan. Perilakunya sering bertentangan dengan norma-norma yang terdapat di masyarakat tempat ia berada. Penggunaan istilah tunalaras sangat bervariasi berdasarkan sudut pandang tiap-tiap ahli yang mengemukakannya.

Definisi tunalaras juga beraneka ragam. Dalam UURI No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan luar biasa,  dinyatakan bahwa tunalaras adalah gangguan atau kelainan tingkah laku sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Klasifikasi anak tunalaras juga beraneka ragam, seperti berikut ini :
  1. Menurut Rosembera dkk. (1992), klasifikasi anak tunalaras yang bersiko tinggi adalah hyperactive, agresif, pembangkang, dan lain-lain serta ada yang beresiko rendah adalah autisme dan skizofrenia, anak bahagia melihat api, sering meninggalkan rumah dan lain-lain.
  2. Sistem klasifikasi yang dikemukakan oleh Quay (1979) adalah gangguan perilaku atau kekacauan tingkah laku, kecemasan penarikan diri, ketidakmatangan dan agresi sosialisasi.

Secara umum anak tunalaras menunjukkan ciri-ciri tingkah laku yang ada persamaannya pada setiap klasifikasi, yaitu kekacauan tingkah laku, kecemasan dan menarik diri, kurang dewasa dan agresif bersosialisasi.
Karakterisitk tingkah laku yang dikemukakan oleh Hallahan dan Kauffman (1986) ada empat dimensi, yaitu kaakteristik anak yang mengalami kekacauan tingkah laku; sering merasa cemas dan menarik diri; kurang dewasa dan agresif bersosialisasi. Setiap dimensi tersebut mengakibatkan penyesuaian sosial, sekolah dan masyarakat yang buruk.

Karakteristik akademik anak tunalaras ditandai dengan seringnya mereka mengalami kegagalan karena adanya kesulitan dalam mengadakan penyesusian dengan aturan sekolah dan belajar

Karakteristik sosial/emosional ditandai dengan masalah penyesuaian sosial yan salah dan dapat menimbulkan gangguan bagi orang lain dan ditandai dengan tindak agresif dan kejahatan, sedangkan kareakteristik emosional anak tunalaras ditandai dengan hal-hal yang menekan anak dan rasa gelisah atau perilaku sampingan, seperti malu, rasa rendah diri, dan sangat agresif.

Karakteristik fisik/kesehatan anak tunalaras ditandai dengan gangguan makan, gangguan tidur, gangguan gerakan, gagap, buang air (kencing dan berak) tidak terkendali, serta jorok.

Kebutuhan pendidkan anak tunalaras dapat dipenuhi dengan cara menata lingkungan sekolah yang kondusif, agar anak tidak berkembang ke arah tunalaras dan kegagalan akademik. Lungkungan yang menyenangkan, tidak membosankan, harmonis dalam hubungan, penuh perhatian, menerima apa adanya dan terbuka, serta teladan yang baik akan mengantarkan anak untuk mencapai keberhasilan pendidikannya.

Teknik penyembuhan dan program pendidikan abgi anak tunalaras berdasarkan pada berbagai model, diantaranya adalah model biogenetik, model behavioral, psikodinamika, dan model ekologis.

Teknik pendekatan/cara mengatasi masalah perilaku anak tunalaras adalah gabungan dari beberapa teknik atau model di atas. Seperti teknik perawatan dengan obat, modifikasi perilaku, strategi psikodinamika dan ekologis.

Hiperaktivitas mempunya iciri gerak yang terlalu aktif, tidak tersinggung dan sulit memperhatikan dengan baik. Penyebabnya adalah disfungsi otak, kekurangan oksigen, kecelakaan fisik, keracunan serbuk timah, kekurangan gizi, minuman keras dan mengonsumsi obat terlarang saat kehamilan.

Beberapa teknik utama mengatasi perilaku yang menyimpang pada anak hiperaktif adalah dengan medikasi/penggunaan obat, diet, modifikasi tingkah laku, lingkungan yang terstruktur, pengendalian diri, modeling dan biofeedback.

Distrakbilitas merupakan kesulitan memusatkan perhatian pada stimulus yang relevan secara efisien. Penyebabnya adalah adanya disfungsi mnimal otak, gangguan metabolisme, kelainan fisik minimal, faktor lingkungan dan keterlambatan perkembangan.

Pendekatan untuk menangani distrakbilitas adalah dengan lingkungan yang terstruktur dan stimulus yang terkendali, modifikasi materi dan strategi pembelajaran, serta modifikasi tingkah laku.

Anak dikatakan impulsif jika cenderung menuruti kemauan hatinya dan terbiasa beraksi cepat tanpa berpikir panjang dalam situasi sosial maupun pada tugas-tugas akademik. Penyebabnya adalah faktor keturunan, cemas, budaya, disfungsi saraf, perilaku yang dipelajari dari lingkungan, salah asuh, dan trauma kehidupannya.

Beberapa cara/metode utuk mengendalikan impulsif diantaranya adalah melatih verbalisme aktivitasnya, modifikasi tingkah laku, serta mengajarkan seperangkat keterampilan kepada anak.

0 HAKIKAT BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD



Latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah karena adanya :
  1. Kesadaran tentang perbedaan individual
  2. Kesadaran akan perlunya sistem pengajaran dan pelayanan kependidikan yang berpusat pada kebutuhan dan karekteristik anak
  3. Kesadaran akan perlunya penerapan konsep demokrasi dalam pendidikan
  4. Kesadaran akan permasalahan individu dalam kehidupan masyarakat yang selalu berubah dan berkembang
  5. Kesadaran akan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan yang modern

Bimbingan merupakan bagian integral dari upaya pendidikan, oleh sebab itu bimbingan juga merupakan bagian dari tugas guru sebagai pendidik yang tidak dapat dipisah-pisahkan dengan tugas mengajar dan tugas administrasi. Dalam hal ini bimbingan diartikan sebagai suatu proses membantu individu siswa untuk dapat memahami diri, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depannya sehingga diharapkan dapat mencapai perkembangan yang optimal sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat yang demokratis.

Anggapan-anggapan yang keliru tentang bimbingan dan konseling :
  1. Bimbingan diberikan hanya kepada anak yang bermasalah atau salah suai (Maladjusted)
  2. Guidance for all (Bimbingan untuk semua anak)
  3. Bimbingan diperuntukkan bagi siswa sekolah lanjutan
  4. Bimbingan sama dengan nasihat
  5. Bimbingan adalah tugas para ahli
  6. Bimbingan adalah obat mujarab untuk semua penyakit tingkah laku
  7. Bimbingan disamakan dengan konseling

Adapun tugas-tugas perkembangan anak SD atau pola perilaku yang seyogianya ditampilkan anak SD meliputi :
(1)           Sikap dan kebiasaan dalam berimtaq (iman dan taqwa)
(2)           Pengembangan kata hai moral dan nilai-nilai
(3)           Pengembangan keterampilan dasar dalam membaca –menulis – berhitung (calistung)
(4)           Pengembangan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari
(5)           Belajar bergaul dan bekerja salam kelompok sebaya
(6)           Belajar menjadi pribadi yang mandiir
(7)           Mempelajari keterampilan fisik sederhana
(8)           Membina hidup sehat
(9)           Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin
(10)       Pengembangan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial

Bimbingan memiliki tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum bimbingan adalah membantu perkembangan sisiwa secara optimal, sedangkan tujuan khusunya bergantung kebutuhan dan karakterisitik tugas perkmebngan siswa atau tahap perkembangan sisiwa.


Latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah karena adanya :
  1. Kesadaran tentang perbedaan individual
  2. Kesadaran akan perlunya sistem pengajaran dan pelayanan kependidikan yang berpusat pada kebutuhan dan karekteristik anak
  3. Kesadaran akan perlunya penerapan konsep demokrasi dalam pendidikan
  4. Kesadaran akan permasalahan individu dalam kehidupan masyarakat yang selalu berubah dan berkembang
  5. Kesadaran akan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan yang modern

Bimbingan merupakan bagian integral dari upaya pendidikan, oleh sebab itu bimbingan juga merupakan bagian dari tugas guru sebagai pendidik yang tidak dapat dipisah-pisahkan dengan tugas mengajar dan tugas administrasi. Dalam hal ini bimbingan diartikan sebagai suatu proses membantu individu siswa untuk dapat memahami diri, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depannya sehingga diharapkan dapat mencapai perkembangan yang optimal sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat yang demokratis.

Anggapan-anggapan yang keliru tentang bimbingan dan konseling :
  1. Bimbingan diberikan hanya kepada anak yang bermasalah atau salah suai (Maladjusted)
  2. Guidance for all (Bimbingan untuk semua anak)
  3. Bimbingan diperuntukkan bagi siswa sekolah lanjutan
  4. Bimbingan sama dengan nasihat
  5. Bimbingan adalah tugas para ahli
  6. Bimbingan adalah obat mujarab untuk semua penyakit tingkah laku
  7. Bimbingan disamakan dengan konseling

Adapun tugas-tugas perkembangan anak SD atau pola perilaku yang seyogianya ditampilkan anak SD meliputi :
(1)           Sikap dan kebiasaan dalam berimtaq (iman dan taqwa)
(2)           Pengembangan kata hai moral dan nilai-nilai
(3)           Pengembangan keterampilan dasar dalam membaca –menulis – berhitung (calistung)
(4)           Pengembangan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari
(5)           Belajar bergaul dan bekerja salam kelompok sebaya
(6)           Belajar menjadi pribadi yang mandiir
(7)           Mempelajari keterampilan fisik sederhana
(8)           Membina hidup sehat
(9)           Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin
(10)       Pengembangan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial

Bimbingan memiliki tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum bimbingan adalah membantu perkembangan sisiwa secara optimal, sedangkan tujuan khusunya bergantung kebutuhan dan karakterisitik tugas perkmebngan siswa atau tahap perkembangan sisiwa.

0 INDIVIDU, KELOMPOK SOSIAL DAN MASYARAKAT


 
Seseorang dilahirkan sebagai suatu sistem yang tidak dapat dipisah-pisahkan (individe) antara subsistem jasmani dan subsistem rohani. Dia lahir sebagai ”individu” yang memiliki kelengkapan fisik-biologis dan potensi-potensi psikologis yang berkembang dan dapat dikembangkan. Individu berhubungan dengan orang perorangan atau pribadi, berarti individu bertindak sebagai subjek yang melakukan sesuatu hal, subjek yang memiliki pikiran, subjek yang memiliki keinginan, subjek yang memiliki kebebasan, subjek yang memberi arti (meaning) pada sesuatu, subjek yang mampu menilai tindakan sendiri dan tindakan orang lain.

Dalam kehidupan keseharian setiap individu manusia akan saling berinteraksi secara komplementer dan timbal balik. Sebagai akibat dari hubungan-hubungan yang terjadi di antara individu-individu ini maka lahirlah kelompok-kelompok sosial yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama, dimulai dari kelompok sosial terkecil, yaitu keluarga, masyarakat hingga suatu bangsa. Namun, tidak semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok sosial, melainkan terdapat persyaratan-persyaratan tertentu dan klasifikasinya.

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu. Masyarakat terbentuk karena manusia-manusia menggunakan pikiran, perasaan, dan keinginan-keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap lingkungannya.

Masyarakat sebagai sistem sosial di dalamnya terdapat unsur-unsur yang saling berhubungan seperti kepercayaan dan pengetahuan, perasaan, tujuan, status dan peran, kaidah atau norma, sanksi dll.

Hubungan antara individu dan masyarakat pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat, yaitu pendapat yang menyatakan bahwa :
(1)   masyarakat yang menentukan individu
(2)   Individu yang menentukan masyarakat
(3)   Individu dan masyarakat saling menentukan


KELEMBAGAAN (SOCIAL INSTITUTION)

Beberapa pendapat para ahli sosiologi tentang pengertian kelembagaan (Social Instituation). Menurut Soerjono Soekanto (1982:191) mendefinisikan bahwa lembaga kemasyarakat adalah ”sesuatu bentuk dan sekaligus mengandung pengertian-pengertian yang abstrak perihal norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi ciri-ciri dari lembaga kemasyarakatan. Sedangkan menurut Koentjaraningrat ( 1984:165) adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku masyarakat. Pranata sosial diberi arti sebagai sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.

Lembaga kemasyarakatan terbentuk melalui proses disebut sebagai lembaga institusional, atau kelembagaan nilai-nilai yang dibentuk untuk membantu hubungan antar manusia di dalam masyarakat. Nilai-nilai yang mengatur tersebut dikenal dengan istilah norma yang mempunyai kekuatan mengikat dengan kekuatan yang berbeda-beda. Norma-norma tersebtu dapat dibedakan seperti berikut : cara (ussage), kebiasaan (folkways), tata kelakuan (mores), dan adat istiadat (custom).

Lembaga kemasyarakat di samping seperti yang dijelaskan tersebut di atas, lembaga kemasyarakat juga memilki ciri-ciri dan tipe-tipe berdasarkan; pelembagaannya, sistem nilai, penyebarannya dan bagaimana penerimaan di masyarakat.

Dalam lembaga kemasyarakatan juga terdapat social control (stem pengendalian sosial) yang dilakukan bertujuan untuk mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat, baik yang bersifat preventif maupun represif.

 
Seseorang dilahirkan sebagai suatu sistem yang tidak dapat dipisah-pisahkan (individe) antara subsistem jasmani dan subsistem rohani. Dia lahir sebagai ”individu” yang memiliki kelengkapan fisik-biologis dan potensi-potensi psikologis yang berkembang dan dapat dikembangkan. Individu berhubungan dengan orang perorangan atau pribadi, berarti individu bertindak sebagai subjek yang melakukan sesuatu hal, subjek yang memiliki pikiran, subjek yang memiliki keinginan, subjek yang memiliki kebebasan, subjek yang memberi arti (meaning) pada sesuatu, subjek yang mampu menilai tindakan sendiri dan tindakan orang lain.

Dalam kehidupan keseharian setiap individu manusia akan saling berinteraksi secara komplementer dan timbal balik. Sebagai akibat dari hubungan-hubungan yang terjadi di antara individu-individu ini maka lahirlah kelompok-kelompok sosial yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama, dimulai dari kelompok sosial terkecil, yaitu keluarga, masyarakat hingga suatu bangsa. Namun, tidak semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok sosial, melainkan terdapat persyaratan-persyaratan tertentu dan klasifikasinya.

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu. Masyarakat terbentuk karena manusia-manusia menggunakan pikiran, perasaan, dan keinginan-keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap lingkungannya.

Masyarakat sebagai sistem sosial di dalamnya terdapat unsur-unsur yang saling berhubungan seperti kepercayaan dan pengetahuan, perasaan, tujuan, status dan peran, kaidah atau norma, sanksi dll.

Hubungan antara individu dan masyarakat pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendapat, yaitu pendapat yang menyatakan bahwa :
(1)   masyarakat yang menentukan individu
(2)   Individu yang menentukan masyarakat
(3)   Individu dan masyarakat saling menentukan


KELEMBAGAAN (SOCIAL INSTITUTION)

Beberapa pendapat para ahli sosiologi tentang pengertian kelembagaan (Social Instituation). Menurut Soerjono Soekanto (1982:191) mendefinisikan bahwa lembaga kemasyarakat adalah ”sesuatu bentuk dan sekaligus mengandung pengertian-pengertian yang abstrak perihal norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi ciri-ciri dari lembaga kemasyarakatan. Sedangkan menurut Koentjaraningrat ( 1984:165) adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku masyarakat. Pranata sosial diberi arti sebagai sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.

Lembaga kemasyarakatan terbentuk melalui proses disebut sebagai lembaga institusional, atau kelembagaan nilai-nilai yang dibentuk untuk membantu hubungan antar manusia di dalam masyarakat. Nilai-nilai yang mengatur tersebut dikenal dengan istilah norma yang mempunyai kekuatan mengikat dengan kekuatan yang berbeda-beda. Norma-norma tersebtu dapat dibedakan seperti berikut : cara (ussage), kebiasaan (folkways), tata kelakuan (mores), dan adat istiadat (custom).

Lembaga kemasyarakat di samping seperti yang dijelaskan tersebut di atas, lembaga kemasyarakat juga memilki ciri-ciri dan tipe-tipe berdasarkan; pelembagaannya, sistem nilai, penyebarannya dan bagaimana penerimaan di masyarakat.

Dalam lembaga kemasyarakatan juga terdapat social control (stem pengendalian sosial) yang dilakukan bertujuan untuk mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat, baik yang bersifat preventif maupun represif.

2 CONTOH KARYA ILMIAH UNIVERSITAS TERBUKA


UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PERMAINAN PADA MATA PELAJARAN IPA
KELAS V SDN 1 SRITEJOKENCONO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012


Karya Tulis ini Digunakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Teknik Menulis Karya Ilmiah



OLEH

NAMA         :    RUDI IMAWAN
NIM             :    817101672













POKJAR KOTAGAJAH
UPBJJ BANDAR LAMPUNG
UNIVERSITAS TERBUKA

2011
LEMBAR PENGESAHAN


Judul   :    Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Permainan Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Sritejokencono Tahun Pelajaran 2011/2012




Mengetahui
Tutor Mata Kuliah                                              Ketua Kelompok Belajar
Teknik Menulis Karya Ilmiah                             Kecamatan Kotagajah



Drs. Hi. SUKIRMAN, S.Pd.M.Pd.                   Hj. SAENAH ASTRIANI, M.Pd.
NIP. 195302031981031002                               NIP. 195312171975112002


KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatNyalah maka penulis dapat menyusun karya ilmiah dengan judul : “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Permainan Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Sritejokencono Tahun Pelajaran 2011/2012” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
            Penulisan karya ilmiah ini disusun sebagai tugas mandiri pada mata kuliah Teknik Menulis Karya Ilmiah. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian proposal ini.
            Akhir kata, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi penulisan karya ilmiah yang lebih baik dan sempurna. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.




Kotagajah, 06 Oktober 2011
Penulis


RUDI IMAWAN
NIM 817101672



ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PERMAINAN PADA MATA PELAJARAN IPA
KELAS V SDN 1 SRITEJOKENCONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

OLEH :
NAMA         :    RUDI IMAWAN
NIM             :    817101672


Siswa SD pada umumnya menganggap mata pelajaran IPA merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan yang tergolong sulit dimengerti dan dipahami. Akibatnya siswa kurang berminat untuk mengikuti pelajaran IPA, akibatnya nilai IPA siswa  yang diperolehnya tidak mencapai optimal.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inguriy) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Keterlibatan dan aktifitas  yang  besar dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA yang diproleh siswa.
Metode pembelajaran permainan dalam pendidikan IPA di SDN 1 Sritejokencono sangat tepat untuk diterapkan untuk meningkatkan hasil dan minat belajar siswa.
Pada penelitian menggunakan dua tabel pengambilan data, yaitu data kualitatif dan kuantitatif yang kemudian dibandingkan total hasilnya sebelum dan sesudah menggunakan metode permainan pada pembelajaran IPA di SD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil dan minat belajar siswa dengan menggunkan metode permainan.


Kata Kunci : Prestasi belajar, metode permainan, mata pelajaran IPA


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i           
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ ii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iii
ABSTRAK............................................................................................................. iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.....................................................................................................
I.          PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C.     Batasan Masalah......................................................................................... 2
D.    Tujuan Penelitian......................................................................................... 2
E.     Hipotesa...................................................................................................... 2

II.       KAJIAN PUSTAKA........................................................................................ 4

III.    METODOLOGI PENELITIAN
A.       Desai Penelitian......................................................................................... 9
B.       Pelaksanaan Tindakan ............................................................................. 10
C.       Observasi................................................................................................. 10

IV.    HASIL PEMBAHASAN .............................................................................. 13

V.       KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan................................................................................................ 16
B.     Saran ......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 17





BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG

Siswa SD pada umumnya menganggap mata pelajaran IPA merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan yang tergolong sulit dimengerti dan dipahami. Siswa kurang berminat untuk mengikuti pelajaran IPA, akibatnya nilai IPA siswa  yang diperolehnya tidak mencapai optimal.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktik untuk mengembangkan kompetensi, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta–fakta, konsep–konsep,dan prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan proses penemuan. Pemahaman pengetahuan alam melalui kegiatan belajar mengajar di SD dapat dijadikan landasan Ilmu Pengetahuan Alam pada pendidikan selanjutnya.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inguriy) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Keterlibatan dan aktifitas  yang  besar dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA yang diproleh siswa.

Oleh karena itu metode pembelajaran permainan dalam pendidikan IPA di SDN 1 Sritejokencono sangat tepat untuk diterapkan untuk meningkatkan hasil dan minat belajar siswa.

B.     RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pendahuluan, disusun permasalahan sebagai berikut:
  1. Apakah penggunaan metode permainan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA ?
  2. Apakah ada peningkatan terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA jika menggunakan metode permainan?

C.    TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah:
  1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA melalui metode permainan di kelas V SDN 1 Sritejokencono.
  2. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode permainan dalam pembelajaran IPA.

D.    HIPOTESIS

Dari hasil penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat
Bagi siswa:
-          Meningkatkan dan memperbaiki hasil belajar siswa.
-          Meningkatkan minat belajar siswa dalam proses KBM.
-          Siswa lebih bergairah dalam belajar dan tidak membosankan.
-          Membantu meningkatkan prestasi belajar siswa.
-          Membantu siswa mengembangkan keterampilan mencatat yang baik.
-          Memberikan keterampilan bagi siswa untuk mencari informasi sendiri.
-          Dapat mengembangkan disiplin dan tanggung jawab.

Bagi guru:
Dapat membantu memperbaiki pembelajaran siswa secara profesional, serta memungkinkan secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.

Bagi sekolah:
Sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi guru, telah berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan untuk para siswa.


KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Menurut Purwanto (1986:85) mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Menurut Hamalik (1982:82) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perbuatan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara dan bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.

Menurut Margon (1978) belajar dapat diartikan sebagai hasil akhir dari latihan berupa perubahan tingkah laku yang relatif mantap dan merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup lama. Dari pendapat Purwanto dan Margon di atas terlihat adanya suatu persamaan yang mendasar bahwa belajar adalah proses perubahan.

B. Pengertian Hasil Belajar

Haward Kingsley (1970:75) membagi tiga macam hasil belajar yakni:
1)      Keterampilan dan kebiasaan
2)      Pengetahuan dan keterampilan
3)      Sikap dan cita-cita
Dalam rangkaian kegiatan belajar yang mempunyai ciri-ciri tertentu, Oemar Hamalik (1982:430) mengemukakan bahwa ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut
1.      Proses belajar ialah mengalami, berbuat, mereaksi dan melampaui.
2.      Proses belajar itu melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
3.      Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan yang mendorong motivasi secara berkesinambungan.
4.      Proses belajar dan hasil belajar dipengaruhi pembawaan dan lingkungan.
5.      Proses belajar dan hasil belajar secara material dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual.
6.      Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan sebagai peserta didik.
7.      Proses belajar yang terbaik adalah apabila mengetahui status dan kemajuannya.
8.      Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dan berbagai prosedur.
9.      Hasil-hasil belajar secara fungsional bertali satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.
10.  Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai, pengertian, sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan.

Hasil belajar adalah bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan merupakan nilai yang diperoleh siswa dari proses belajar. Ketercapaian suatu tujuan pembelajaran salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang diukur melalui tes.

Hasil belajar adalah suatu indeks yang dapat menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar ( Surachman, 1989) dan menurut Sujana (1995) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar merupakan tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam kurun waktu tertentu.Mulyono (1986) yang dikutip oleh Winkel (1999) mengemukakan bahwa :
Hasil Belajar adalah kemampuan yang diproleh anak setelah melalui kegiatan belajar, belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari sseorang yang berusaha untuk memperoleh bentuk perubahan perilaku yang relative mantap.
Berdasarkan pendapat Mulyono dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang dialami seseorang setelah mengikuti kegiatan belajar.Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa, diperlukan tes yang akan dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai tertentu. Selain pembelajaran bukan hanya dilihat dari hasil belajar siswa saja tetapi dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada siswa. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan pernah dialami sebelumnya.

C. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Sardiman (2001 : 93 ) mengemukakan bahwa : Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.

Aktivitas siswa tidak hanya cukup mendengarkan dan mencatat seperti lazimnya terdapat di sekolah – sekolah tradisional. Dalam prosesbelajaran, guru perlu membangkitkan aktivitas siswa dalam berfikir dan berbuat. Slameto (1995 : 36) menyatakan :
Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda : seperti siswa akan mengajukan pertanyaan, menyatakan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru.

Diedrich yang dikutip oleh Sardiman ( 2001:95 ) membuat suatu daftar yang berisi macam – macam kegiatan siswa, antara lain dapat digolongkan sebagai berikut : (1) Visual activities, (2) Oral Activities, (3) Listening avtivities, (4) Writing activities, (5) Drawing activities, (6) Motor activities. Bila siswa menjadi partisipan yang aktif, maka siswa akan memiliki pemahaman yang lebih baik. Pada kegiatan pembelajaran, perhatian siswa merupakan kesadaran yang menyertai aktivitas siswa. Hamalik (1994:74) berpendapat :
Kegiatan atau aktivitas siswa dalam pembelajaran bermanfaat bagi siswa yaitu siswa memperoleh pengalaman langsung, memupuk kerja sama, disiplin belajar, kemampuan berfikir kritis, dan suasana pembelajaran di kelas mennjadi hidup dan dinamis.

Siswa dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberikan tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terdiri, dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya.untuk itu aktivitas siswa dalam pembelajaran perlu diperhatikan. Beberapa aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan kegiatan pembelajaran dimana siswa tidak terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran (off task) seperti (1) berbicara yang tidak sesuai dengan pembelajaran, (2) tidak mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, (3) mengerjakan tugas lain. (4) mengganggu teman kelompok, (5) mencari perhatian. (Hopkins, 1993 :105).

Menurut pendapat WS.Winkel (1983:48) menyatakan bahwa aktivitas belajar ata kegiatan belajar adalah : Segala bentuk kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu perubahan belajar yaitu hasil belajar yang dicapai.

Menurut Abdurrahman (2006:34) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah : Seluruh kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani yang mendukung keberhasilan belajar.

Semakin banyak aktivitas yang dilakukan oleh siswa, diharapkan siswa akan semakin memahami dan menguasai pelajaran yang disampaikan guru. Salah satu pembelajaran menggunakan alat peraga Seqip IPA adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN



1.      Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian karya ilmiah. Subjek penelitian adalah siswa kelas V pada SDN 1 Sritejokencono pada pembelajaran dikelompokkan menjadi 5 kelompok terdiri dari 4 siswa sebagai anggotanya dengan jumlah siswa pada satu kelas terdiri dari 20 siswa.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester gasal pada siswa kelas V di SDN 1 Sritejokencono tahun 2011/2012. Karakteristik yang diperhatikan adalah sebagai berikut :
1)      Hasil belajar relatif rendah
2)      Aktivitas siswa kurang

3. Langkah-Langkah Tindakan

A. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah
a.       Membuat skenario pembelajaran
b.      Membuat rencana pembelajaran



B. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengelola proses belajar melalui metode permainan.

  1. Observasi lembar kerja teknologi produksi masa lalu dan masa sekarang.
  2. Melakukan pemantauan RPP untuk melihat bagaimana aktivitas siswa ketika seluruh proses tindakan dilakukan.
  3. Melakukan evaluasi atau tes hasil belajar setelah melakukan metode permainan.


C. Observasi

Dilaksanakan terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan lembar observasi dan hasil belajar.

4. Instrumen

Dalam mengadakan pengamatan dan wawancara, digunakan beberapa perlengkapan yaitu:
1)      Mengunakan lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa, minat belajar siswa serta guru dalam prose pembelajaran.
2)      Menggunakan lembar tes formatif untuk mengukur tingkat pemahaman siswa.
3)      Tes yang berfungsi sebagai indikator untuk melihat pencapaian tujuan pembelajaran.

Tabel 1. Jenis data dan metode pengumpulan data

No
Jenis Data
Metode
1
Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran
Lembar observasi
2
Aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran
Lembar observasi
3
Hasil belajar siswa
Tes akhir

5. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan teknik kualitatif deskriptif dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
  1. Pengelompokan data pendahuluan
  2. Pengelompokan data akhir
  3. Interpretasi
  4. Tindakan lanjut

Data Kuantitatif
Tabel 2. Data hasil belajar

No
Nama Siswa
Nilai
Peningkatan
Tes Awal
Tes Akhir

1




2




3





Keterangan:
            Nilai                = jumlah jawaban yang benar
            Peningkatan    = nilai tes akhir – nilai tes awal



Data Kualitatif

Tabel 3. Data untuk melihat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Jumlah
Skor
Keterangan
1
2
3
4
5
1








2








3









Keterangan :

  1. Aktif dalam diskusi
  2. Mengeluarkan pendapat
  3. Bekerja sama
  4. Membuat catatan
  5. Bertanya


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    HASIL
Dari hasil pelaksanaan penelitian ini penulis mendapatkan hasil sebagai berikut :
Data Kuantitatif
Tabel 4. Data hasil belajar

No
Nama Siswa
Nilai
Peningkatan
Tes 1
Tes 2
1
Adi Saputra
55
60
5
2
Ainun Markhamah
60
70
10
3
Anggik Hartian
65
70
5
4
Anggit Ardiyanto
65
70
5
5
Doni Anggara
55
60
5
6
Echya Munica
60
65
5
7
Kholifatul Musholla
60
70
10
8
Leni Nofita Sari
75
75
0
9
Leny Tiana
75
85
10
10
Mella Septiana
65
70
5
11
Mia Wahyu Pertiwi
60
65
5
12
Nanang Arbi P
60
65
5
13
Nanang Ardiansyah
75
80
5
14
Nur Usai P
65
75
10
15
Pixka Yuliyanti
60
70
10
16
Rahmat Adi
70
80
10
17
Riyan Yuda
70
80
10
18
Roni Prastiyo
65
70
5
19
Serly Masahul
60
65
5
20
Tin Yuniawati
60
65
5
Jumlah
1.280
1.410
130

Keterangan:
Nilai                                 =     jumlah jawaban yang benar
Peningkatan                     =     nilai tes akhir – nilai tes awal
Nilai Tes 1                       =     nilai yang didapat sebelum tanpa menggunakan metode permainan
Nilai Tes 2                       =     nilai yang didapat menggunakan metode permainan


Data Kualitatif
Tabel 5a. Data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sebelum menggunakan metode permainan

No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Jumlah
Skor
Keterangan
1
2
3
4
5
1
Adi Saputra


Ö


1

2
Ainun Markhamah
Ö




1

3
Anggik Hartian



Ö

1

4
Anggit Ardiyanto



Ö

1

5
Doni Anggara



Ö

1

6
Echya Munica

Ö



1

7
Kholifatul Musholla

Ö



1

8
Leni Nofita Sari



Ö

1

9
Leny Tiana



Ö

1

10
Mella Septiana




Ö
1

11
Mia Wahyu Pertiwi




Ö
1

12
Nanang Arbi P


Ö
Ö

2

13
Nanang Ardiansyah


Ö
Ö

2

14
Nur Usai P



Ö

1

15
Pixka Yuliyanti


Ö


1

16
Rahmat Adi


Ö


1

17
Riyan Yuda


Ö


1

18
Roni Prastiyo



Ö

1

19
Serly Masahul



Ö

1

20
Tin Yuniawati



Ö

1

Jumlah Skor





22


Tabel 5b. Data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan metode permainan

No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Jumlah
Skor
Keterangan
1
2
3
4
5
1
Adi Saputra

Ö
Ö


2

2
Ainun Markhamah
Ö


Ö

2

3
Anggik Hartian



Ö
Ö
2

4
Anggit Ardiyanto



Ö
Ö
2

5
Doni Anggara



Ö
Ö
2

6
Echya Munica

Ö
Ö
Ö

3

7
Kholifatul Musholla
Ö
Ö


Ö
3

8
Leni Nofita Sari

Ö
Ö
Ö

3

9
Leny Tiana

Ö
Ö
Ö

3

10
Mella Septiana


Ö

Ö
2

11
Mia Wahyu Pertiwi


Ö

Ö
2


No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Jumlah
Skor
Keterangan
12
Nanang Arbi P


Ö
Ö

2

13
Nanang Ardiansyah
Ö

Ö
Ö

3

14
Nur Usai P


Ö
Ö

2

15
Pixka Yuliyanti


Ö


1

16
Rahmat Adi


Ö
Ö

2

17
Riyan Yuda


Ö


1

18
Roni Prastiyo

Ö

Ö

2

19
Serly Masahul

Ö

Ö

2

20
Tin Yuniawati

Ö

Ö

2

Jumlah Skor





43


Keterangan :
  1. Aktif dalam diskusi
  2. Mengeluarkan pendapat
  3. Bekerja sama
  4. Membuat catatan
  5. Bertanya

B.     Pembahasan
Dari hasil yang didapat dari data kuantitatif pada tabel 4  terlihat bahwa total tes 1 (tes sebelum mendapat metode permainan) adalah 1.280. Setelah mendapat metode permainan kemudian diberikan tes kembali, yakni tes 2 mendapat total nilai 1.410 sehingga mengalami peningkatan sebesar 130. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya metode permainan dapat meningkatkan hasil prestasi anak didik.
Kemudian pada tabel 5a, yakni untuk mengetahui data kualitif anak, dapat dilihat bahwa jumlah skor sebelum mendapat metode permainan sebesar 22. Setelah mendapat metode permainan yang dapat dilihat pada tabel 5b didapat 43 skor nilai. Hal ini juga menunjukkan bahwa metode permainan pada pelajaran IPA juga dapat meningkatkan kualitas belajar anak didik.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


A.    KESIMPULAN
Dari hasil yang didapat serta analisis dari penulis yang dilaksanakan pada SDN 1 Sritejokencono Kecamatan Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode permainan pada mata pelajaran IPA Kelas V dapat meningkatkan prestasi serta kualitas belajar anak didik.


B.     SARAN
Berdasarkan analisa data di atas yang telah diperoleh maka penulis mempunyai saran :
1.      Bagi Bapak/Ibu guru yang mengajar di SDN 1 Sritejokencono hendaknya juga menggunakan metode bermain untuk dapat meningkatkan prestasi dan kualitas belajar anak didik pada mata pelajaran IPA
2.      Bagi orang tua wali murid supaya tidak melarang putra-putrinya untuk bermain, karena memang masa mereka masih ada di situ sepanjang permainan tersebut tidak berbahaya, aman bagi anak, dan selalu diawasi.


DAFTAR PUSTAKA



Abdurrahman dan Erlita. YP. 2006. Meningkatkan Aktivitas dan Penguasaan Konsep Materi Pokok Usaha dan Energi Menggunakan Analogi dan Demonstrasi Dengan Pendekatan Konstruktivisme. BL. FKIP Unila.

Hamalik, Oemar. 1982. Ciri-Ciri Belajar. Jakarta: Depdikbud.

Hopkins, D. 1983. A. Techers Guide tto Classroom Research. Philadelphia: Open University Press.

Kingsley, Haward. 1990. Penuntun Belajar Yang Sukses. Jakarta: Nina Karya        Jaya.

Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.  Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sujatmiko, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta : Depdiknas, 2004
TIM SEQIP. 2003. IPA Guru Kelas V.  Depdiknas.

Winkel, WS. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar.  Jakarta: PT. Gramedia.

FILE DAPAT DI DOWNLOAD DI (...)


UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PERMAINAN PADA MATA PELAJARAN IPA
KELAS V SDN 1 SRITEJOKENCONO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012


Karya Tulis ini Digunakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Teknik Menulis Karya Ilmiah



OLEH

NAMA         :    RUDI IMAWAN
NIM             :    817101672













POKJAR KOTAGAJAH
UPBJJ BANDAR LAMPUNG
UNIVERSITAS TERBUKA

2011
LEMBAR PENGESAHAN


Judul   :    Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Permainan Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Sritejokencono Tahun Pelajaran 2011/2012




Mengetahui
Tutor Mata Kuliah                                              Ketua Kelompok Belajar
Teknik Menulis Karya Ilmiah                             Kecamatan Kotagajah



Drs. Hi. SUKIRMAN, S.Pd.M.Pd.                   Hj. SAENAH ASTRIANI, M.Pd.
NIP. 195302031981031002                               NIP. 195312171975112002


KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatNyalah maka penulis dapat menyusun karya ilmiah dengan judul : “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Permainan Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Sritejokencono Tahun Pelajaran 2011/2012” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
            Penulisan karya ilmiah ini disusun sebagai tugas mandiri pada mata kuliah Teknik Menulis Karya Ilmiah. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian proposal ini.
            Akhir kata, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi penulisan karya ilmiah yang lebih baik dan sempurna. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.




Kotagajah, 06 Oktober 2011
Penulis


RUDI IMAWAN
NIM 817101672



ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PERMAINAN PADA MATA PELAJARAN IPA
KELAS V SDN 1 SRITEJOKENCONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

OLEH :
NAMA         :    RUDI IMAWAN
NIM             :    817101672


Siswa SD pada umumnya menganggap mata pelajaran IPA merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan yang tergolong sulit dimengerti dan dipahami. Akibatnya siswa kurang berminat untuk mengikuti pelajaran IPA, akibatnya nilai IPA siswa  yang diperolehnya tidak mencapai optimal.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inguriy) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Keterlibatan dan aktifitas  yang  besar dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA yang diproleh siswa.
Metode pembelajaran permainan dalam pendidikan IPA di SDN 1 Sritejokencono sangat tepat untuk diterapkan untuk meningkatkan hasil dan minat belajar siswa.
Pada penelitian menggunakan dua tabel pengambilan data, yaitu data kualitatif dan kuantitatif yang kemudian dibandingkan total hasilnya sebelum dan sesudah menggunakan metode permainan pada pembelajaran IPA di SD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil dan minat belajar siswa dengan menggunkan metode permainan.


Kata Kunci : Prestasi belajar, metode permainan, mata pelajaran IPA


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i           
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ ii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iii
ABSTRAK............................................................................................................. iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.....................................................................................................
I.          PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C.     Batasan Masalah......................................................................................... 2
D.    Tujuan Penelitian......................................................................................... 2
E.     Hipotesa...................................................................................................... 2

II.       KAJIAN PUSTAKA........................................................................................ 4

III.    METODOLOGI PENELITIAN
A.       Desai Penelitian......................................................................................... 9
B.       Pelaksanaan Tindakan ............................................................................. 10
C.       Observasi................................................................................................. 10

IV.    HASIL PEMBAHASAN .............................................................................. 13

V.       KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan................................................................................................ 16
B.     Saran ......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 17





BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG

Siswa SD pada umumnya menganggap mata pelajaran IPA merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan yang tergolong sulit dimengerti dan dipahami. Siswa kurang berminat untuk mengikuti pelajaran IPA, akibatnya nilai IPA siswa  yang diperolehnya tidak mencapai optimal.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktik untuk mengembangkan kompetensi, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta–fakta, konsep–konsep,dan prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan proses penemuan. Pemahaman pengetahuan alam melalui kegiatan belajar mengajar di SD dapat dijadikan landasan Ilmu Pengetahuan Alam pada pendidikan selanjutnya.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inguriy) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Keterlibatan dan aktifitas  yang  besar dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA yang diproleh siswa.

Oleh karena itu metode pembelajaran permainan dalam pendidikan IPA di SDN 1 Sritejokencono sangat tepat untuk diterapkan untuk meningkatkan hasil dan minat belajar siswa.

B.     RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pendahuluan, disusun permasalahan sebagai berikut:
  1. Apakah penggunaan metode permainan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA ?
  2. Apakah ada peningkatan terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA jika menggunakan metode permainan?

C.    TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah:
  1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA melalui metode permainan di kelas V SDN 1 Sritejokencono.
  2. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode permainan dalam pembelajaran IPA.

D.    HIPOTESIS

Dari hasil penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat
Bagi siswa:
-          Meningkatkan dan memperbaiki hasil belajar siswa.
-          Meningkatkan minat belajar siswa dalam proses KBM.
-          Siswa lebih bergairah dalam belajar dan tidak membosankan.
-          Membantu meningkatkan prestasi belajar siswa.
-          Membantu siswa mengembangkan keterampilan mencatat yang baik.
-          Memberikan keterampilan bagi siswa untuk mencari informasi sendiri.
-          Dapat mengembangkan disiplin dan tanggung jawab.

Bagi guru:
Dapat membantu memperbaiki pembelajaran siswa secara profesional, serta memungkinkan secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.

Bagi sekolah:
Sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi guru, telah berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan untuk para siswa.


KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Menurut Purwanto (1986:85) mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Menurut Hamalik (1982:82) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perbuatan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara dan bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.

Menurut Margon (1978) belajar dapat diartikan sebagai hasil akhir dari latihan berupa perubahan tingkah laku yang relatif mantap dan merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup lama. Dari pendapat Purwanto dan Margon di atas terlihat adanya suatu persamaan yang mendasar bahwa belajar adalah proses perubahan.

B. Pengertian Hasil Belajar

Haward Kingsley (1970:75) membagi tiga macam hasil belajar yakni:
1)      Keterampilan dan kebiasaan
2)      Pengetahuan dan keterampilan
3)      Sikap dan cita-cita
Dalam rangkaian kegiatan belajar yang mempunyai ciri-ciri tertentu, Oemar Hamalik (1982:430) mengemukakan bahwa ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut
1.      Proses belajar ialah mengalami, berbuat, mereaksi dan melampaui.
2.      Proses belajar itu melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
3.      Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan yang mendorong motivasi secara berkesinambungan.
4.      Proses belajar dan hasil belajar dipengaruhi pembawaan dan lingkungan.
5.      Proses belajar dan hasil belajar secara material dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual.
6.      Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan sebagai peserta didik.
7.      Proses belajar yang terbaik adalah apabila mengetahui status dan kemajuannya.
8.      Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dan berbagai prosedur.
9.      Hasil-hasil belajar secara fungsional bertali satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.
10.  Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai, pengertian, sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan.

Hasil belajar adalah bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan merupakan nilai yang diperoleh siswa dari proses belajar. Ketercapaian suatu tujuan pembelajaran salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang diukur melalui tes.

Hasil belajar adalah suatu indeks yang dapat menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar ( Surachman, 1989) dan menurut Sujana (1995) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar merupakan tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam kurun waktu tertentu.Mulyono (1986) yang dikutip oleh Winkel (1999) mengemukakan bahwa :
Hasil Belajar adalah kemampuan yang diproleh anak setelah melalui kegiatan belajar, belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari sseorang yang berusaha untuk memperoleh bentuk perubahan perilaku yang relative mantap.
Berdasarkan pendapat Mulyono dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang dialami seseorang setelah mengikuti kegiatan belajar.Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa, diperlukan tes yang akan dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai tertentu. Selain pembelajaran bukan hanya dilihat dari hasil belajar siswa saja tetapi dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada siswa. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan pernah dialami sebelumnya.

C. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Sardiman (2001 : 93 ) mengemukakan bahwa : Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.

Aktivitas siswa tidak hanya cukup mendengarkan dan mencatat seperti lazimnya terdapat di sekolah – sekolah tradisional. Dalam prosesbelajaran, guru perlu membangkitkan aktivitas siswa dalam berfikir dan berbuat. Slameto (1995 : 36) menyatakan :
Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda : seperti siswa akan mengajukan pertanyaan, menyatakan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru.

Diedrich yang dikutip oleh Sardiman ( 2001:95 ) membuat suatu daftar yang berisi macam – macam kegiatan siswa, antara lain dapat digolongkan sebagai berikut : (1) Visual activities, (2) Oral Activities, (3) Listening avtivities, (4) Writing activities, (5) Drawing activities, (6) Motor activities. Bila siswa menjadi partisipan yang aktif, maka siswa akan memiliki pemahaman yang lebih baik. Pada kegiatan pembelajaran, perhatian siswa merupakan kesadaran yang menyertai aktivitas siswa. Hamalik (1994:74) berpendapat :
Kegiatan atau aktivitas siswa dalam pembelajaran bermanfaat bagi siswa yaitu siswa memperoleh pengalaman langsung, memupuk kerja sama, disiplin belajar, kemampuan berfikir kritis, dan suasana pembelajaran di kelas mennjadi hidup dan dinamis.

Siswa dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberikan tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terdiri, dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya.untuk itu aktivitas siswa dalam pembelajaran perlu diperhatikan. Beberapa aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan kegiatan pembelajaran dimana siswa tidak terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran (off task) seperti (1) berbicara yang tidak sesuai dengan pembelajaran, (2) tidak mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, (3) mengerjakan tugas lain. (4) mengganggu teman kelompok, (5) mencari perhatian. (Hopkins, 1993 :105).

Menurut pendapat WS.Winkel (1983:48) menyatakan bahwa aktivitas belajar ata kegiatan belajar adalah : Segala bentuk kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu perubahan belajar yaitu hasil belajar yang dicapai.

Menurut Abdurrahman (2006:34) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah : Seluruh kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani yang mendukung keberhasilan belajar.

Semakin banyak aktivitas yang dilakukan oleh siswa, diharapkan siswa akan semakin memahami dan menguasai pelajaran yang disampaikan guru. Salah satu pembelajaran menggunakan alat peraga Seqip IPA adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN



1.      Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian karya ilmiah. Subjek penelitian adalah siswa kelas V pada SDN 1 Sritejokencono pada pembelajaran dikelompokkan menjadi 5 kelompok terdiri dari 4 siswa sebagai anggotanya dengan jumlah siswa pada satu kelas terdiri dari 20 siswa.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester gasal pada siswa kelas V di SDN 1 Sritejokencono tahun 2011/2012. Karakteristik yang diperhatikan adalah sebagai berikut :
1)      Hasil belajar relatif rendah
2)      Aktivitas siswa kurang

3. Langkah-Langkah Tindakan

A. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah
a.       Membuat skenario pembelajaran
b.      Membuat rencana pembelajaran



B. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengelola proses belajar melalui metode permainan.

  1. Observasi lembar kerja teknologi produksi masa lalu dan masa sekarang.
  2. Melakukan pemantauan RPP untuk melihat bagaimana aktivitas siswa ketika seluruh proses tindakan dilakukan.
  3. Melakukan evaluasi atau tes hasil belajar setelah melakukan metode permainan.


C. Observasi

Dilaksanakan terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan lembar observasi dan hasil belajar.

4. Instrumen

Dalam mengadakan pengamatan dan wawancara, digunakan beberapa perlengkapan yaitu:
1)      Mengunakan lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa, minat belajar siswa serta guru dalam prose pembelajaran.
2)      Menggunakan lembar tes formatif untuk mengukur tingkat pemahaman siswa.
3)      Tes yang berfungsi sebagai indikator untuk melihat pencapaian tujuan pembelajaran.

Tabel 1. Jenis data dan metode pengumpulan data

No
Jenis Data
Metode
1
Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran
Lembar observasi
2
Aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran
Lembar observasi
3
Hasil belajar siswa
Tes akhir

5. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan teknik kualitatif deskriptif dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
  1. Pengelompokan data pendahuluan
  2. Pengelompokan data akhir
  3. Interpretasi
  4. Tindakan lanjut

Data Kuantitatif
Tabel 2. Data hasil belajar

No
Nama Siswa
Nilai
Peningkatan
Tes Awal
Tes Akhir

1




2




3





Keterangan:
            Nilai                = jumlah jawaban yang benar
            Peningkatan    = nilai tes akhir – nilai tes awal



Data Kualitatif

Tabel 3. Data untuk melihat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Jumlah
Skor
Keterangan
1
2
3
4
5
1








2








3









Keterangan :

  1. Aktif dalam diskusi
  2. Mengeluarkan pendapat
  3. Bekerja sama
  4. Membuat catatan
  5. Bertanya


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    HASIL
Dari hasil pelaksanaan penelitian ini penulis mendapatkan hasil sebagai berikut :
Data Kuantitatif
Tabel 4. Data hasil belajar

No
Nama Siswa
Nilai
Peningkatan
Tes 1
Tes 2
1
Adi Saputra
55
60
5
2
Ainun Markhamah
60
70
10
3
Anggik Hartian
65
70
5
4
Anggit Ardiyanto
65
70
5
5
Doni Anggara
55
60
5
6
Echya Munica
60
65
5
7
Kholifatul Musholla
60
70
10
8
Leni Nofita Sari
75
75
0
9
Leny Tiana
75
85
10
10
Mella Septiana
65
70
5
11
Mia Wahyu Pertiwi
60
65
5
12
Nanang Arbi P
60
65
5
13
Nanang Ardiansyah
75
80
5
14
Nur Usai P
65
75
10
15
Pixka Yuliyanti
60
70
10
16
Rahmat Adi
70
80
10
17
Riyan Yuda
70
80
10
18
Roni Prastiyo
65
70
5
19
Serly Masahul
60
65
5
20
Tin Yuniawati
60
65
5
Jumlah
1.280
1.410
130

Keterangan:
Nilai                                 =     jumlah jawaban yang benar
Peningkatan                     =     nilai tes akhir – nilai tes awal
Nilai Tes 1                       =     nilai yang didapat sebelum tanpa menggunakan metode permainan
Nilai Tes 2                       =     nilai yang didapat menggunakan metode permainan


Data Kualitatif
Tabel 5a. Data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sebelum menggunakan metode permainan

No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Jumlah
Skor
Keterangan
1
2
3
4
5
1
Adi Saputra


Ö


1

2
Ainun Markhamah
Ö




1

3
Anggik Hartian



Ö

1

4
Anggit Ardiyanto



Ö

1

5
Doni Anggara



Ö

1

6
Echya Munica

Ö



1

7
Kholifatul Musholla

Ö



1

8
Leni Nofita Sari



Ö

1

9
Leny Tiana



Ö

1

10
Mella Septiana




Ö
1

11
Mia Wahyu Pertiwi




Ö
1

12
Nanang Arbi P


Ö
Ö

2

13
Nanang Ardiansyah


Ö
Ö

2

14
Nur Usai P



Ö

1

15
Pixka Yuliyanti


Ö


1

16
Rahmat Adi


Ö


1

17
Riyan Yuda


Ö


1

18
Roni Prastiyo



Ö

1

19
Serly Masahul



Ö

1

20
Tin Yuniawati



Ö

1

Jumlah Skor





22


Tabel 5b. Data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan metode permainan

No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Jumlah
Skor
Keterangan
1
2
3
4
5
1
Adi Saputra

Ö
Ö


2

2
Ainun Markhamah
Ö


Ö

2

3
Anggik Hartian



Ö
Ö
2

4
Anggit Ardiyanto



Ö
Ö
2

5
Doni Anggara



Ö
Ö
2

6
Echya Munica

Ö
Ö
Ö

3

7
Kholifatul Musholla
Ö
Ö


Ö
3

8
Leni Nofita Sari

Ö
Ö
Ö

3

9
Leny Tiana

Ö
Ö
Ö

3

10
Mella Septiana


Ö

Ö
2

11
Mia Wahyu Pertiwi


Ö

Ö
2


No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Jumlah
Skor
Keterangan
12
Nanang Arbi P


Ö
Ö

2

13
Nanang Ardiansyah
Ö

Ö
Ö

3

14
Nur Usai P


Ö
Ö

2

15
Pixka Yuliyanti


Ö


1

16
Rahmat Adi


Ö
Ö

2

17
Riyan Yuda


Ö


1

18
Roni Prastiyo

Ö

Ö

2

19
Serly Masahul

Ö

Ö

2

20
Tin Yuniawati

Ö

Ö

2

Jumlah Skor





43


Keterangan :
  1. Aktif dalam diskusi
  2. Mengeluarkan pendapat
  3. Bekerja sama
  4. Membuat catatan
  5. Bertanya

B.     Pembahasan
Dari hasil yang didapat dari data kuantitatif pada tabel 4  terlihat bahwa total tes 1 (tes sebelum mendapat metode permainan) adalah 1.280. Setelah mendapat metode permainan kemudian diberikan tes kembali, yakni tes 2 mendapat total nilai 1.410 sehingga mengalami peningkatan sebesar 130. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya metode permainan dapat meningkatkan hasil prestasi anak didik.
Kemudian pada tabel 5a, yakni untuk mengetahui data kualitif anak, dapat dilihat bahwa jumlah skor sebelum mendapat metode permainan sebesar 22. Setelah mendapat metode permainan yang dapat dilihat pada tabel 5b didapat 43 skor nilai. Hal ini juga menunjukkan bahwa metode permainan pada pelajaran IPA juga dapat meningkatkan kualitas belajar anak didik.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


A.    KESIMPULAN
Dari hasil yang didapat serta analisis dari penulis yang dilaksanakan pada SDN 1 Sritejokencono Kecamatan Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode permainan pada mata pelajaran IPA Kelas V dapat meningkatkan prestasi serta kualitas belajar anak didik.


B.     SARAN
Berdasarkan analisa data di atas yang telah diperoleh maka penulis mempunyai saran :
1.      Bagi Bapak/Ibu guru yang mengajar di SDN 1 Sritejokencono hendaknya juga menggunakan metode bermain untuk dapat meningkatkan prestasi dan kualitas belajar anak didik pada mata pelajaran IPA
2.      Bagi orang tua wali murid supaya tidak melarang putra-putrinya untuk bermain, karena memang masa mereka masih ada di situ sepanjang permainan tersebut tidak berbahaya, aman bagi anak, dan selalu diawasi.


DAFTAR PUSTAKA



Abdurrahman dan Erlita. YP. 2006. Meningkatkan Aktivitas dan Penguasaan Konsep Materi Pokok Usaha dan Energi Menggunakan Analogi dan Demonstrasi Dengan Pendekatan Konstruktivisme. BL. FKIP Unila.

Hamalik, Oemar. 1982. Ciri-Ciri Belajar. Jakarta: Depdikbud.

Hopkins, D. 1983. A. Techers Guide tto Classroom Research. Philadelphia: Open University Press.

Kingsley, Haward. 1990. Penuntun Belajar Yang Sukses. Jakarta: Nina Karya        Jaya.

Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.  Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sujatmiko, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta : Depdiknas, 2004
TIM SEQIP. 2003. IPA Guru Kelas V.  Depdiknas.

Winkel, WS. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar.  Jakarta: PT. Gramedia.

FILE DAPAT DI DOWNLOAD DI (...)

 

Universitasku Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates