Sunday, May 6, 2012

0 Bupati Termuda di Indonesia






 
 



































Waktu SD Ingin Jadi Dokter, Mulai Tertarik Dunia Politik Sejak SMP
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, pepatah itu barangkali tepat untuk menggambarkan Zumi Zola Zulkifli, artis sinetron yang baru saja dilantik sebagai Bupati Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim). Bagaimana latar belakang dan perjalanan karir politik Zumi Zola yang tercatat sebagai bupati termuda di Indonesia ini? Sehari pasca dilantik Selasa (12/4) lalu, Zumi Zola langsung ngantor, kemarin (13/4). Aktivitasnya di hari pertamanya pun cukup sibuk. Namun, Jambi Independent berkesempatan menemuinya di ruang kerjanya kemarin sore. Dengan senyum khasnya, Zumi menyambut kehadiran Jambi Independent pukul 17.00. Tak ada gambaran ketegangan dari raut wajahnya. Gayanya tetap santai dan bersahaja, jauh dari gaya formil yang acap disematkan publik pada para pejabat.
“Ya, silakan duduk,” katanya sambil melempar senyum. Dia juga dengan ramah menceritakan latar belakang kehidupannya, karirnya di dunia entertainment hingga bidang politik.
Menurut Zumi Zola, dirinya lahir di Jakarta, 31 Maret 1980 dari rahim seorang ibu bernama Harmina Johar dan Zulkifli Nurdin yang merupakan sosok penting di Provinsi Jambi. Zulkifli adalah gubernur dua periode Provinsi Jambi. Sementara kakeknya, Nurdin Hamzah dikenal sebagai saudagar (pengusaha) yang murah hati.
Zumi mengaku saat kecil tidak pernah bercita-cita jadi bupati. Saat masih SD, dia mengaku bercita-cita menjadi dokter. Karena itu, ketika banyak anak seusianya yang takut dengan dokter, Zumi justru ingin membuat temannya senang dengan dokter.
Tak bertahan lama, cita-cita Zumi kecil berubah saat menduduki bangku SMA. “SMA, saya pengen jadi lawyer (pengacara, Red), waktu itu saya senang hukum. Dan terus tertarik dengan usaha. Oleh karena itu, saya kuliah di IPB tentang pangan, karena ini dibutuhkan masyarakat Indonesia. Lalu saya ambil manajemen, karena saya kira semua butuh manajemen,” ungkapnya.
Dan di bangku SMA ini juga Zumi mulai mengenal dunia acting atau seni peran dengan masuk kelas teater. Alisya Johar -yang saat itu merupakan artis cukup populer--, melihat keponakannya, Zumi mempunyai bakat. Sejak itu lah Zumi yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA mulai diajak ikut terlibat di dunia seni peran.
“Mungkin melihat ponakannnya punya bakat. Jadi saya diajak terjun ke dunia entertainment,” ucap Zumi sembari tersenyum menuturkan pengalaman keartisannya. Namun anehnya, meski mengaku menikmati dunia entertainment, Zumi mengaku tidak pernah merasa dirinya artis. “Saya merasa sangat menikmati dunia peran, tapi jujur saya tidak pernah merasa saya artis,” tegasnya.
Lalu, bagaimana bisa terjun di dunia politik? “Saya dibesarkan di dunia politik. Sedikit banyak saya terlibat, karena orang tua saya (Zulkifli Nurdin) sering mengajak saya bertukar pikiran soal politik. Saya kenal politik, karena saya dikelilingi orang politik. Saya suka baca buku politik luar negeri dalam negeri. Politik itu bersifat dinamis, itu yang menarik bagi saya,” Jelas Zumi.
Zumi pun mengaku sejak SMP sudah mulai tertarik pada dunia politik. Orang yang paling berpengaruh bagi kehidupan Zumi ialah Nabi Muhammad. “Saya mencoba melakukan apa yang sudah Rasululllah lakukan yang kedua orang tua saya dan paman saya, H Nurdin (lakukan),” katanya.
Bagi Zumi, politik adalah media untuk melakukan sesuatu yang lebih bagi masyarakat. Zumi memandang masyarakat merupakan lead peringkat pertama dalam doanya.
Lalu, ditanya soal pendampingnya, Zumi tertawa renyah. “Dalam hidup ini saya serahkan pada ketentuan Allah SWT,” ucap pria yang disebut-sebut dekat menjalin kasih dengan artis Ayu Dewi ini.
Begitu juga ditanya soal target 2014, Zumi menjawab diplomatis. “Saya saat ini diberikan amanah memimpin Tanjab Timur. Selanjutnya saya serahkan kepada Allah,” ujarnya.
Soal kegemaran, Zumi mengaku hobi berolahraga dan suka nonton film. Selain itu, AC Milan -klub liga Italia-- adalah klub sepakbola favoritnya. Dan masalah bacaan, Zumi gemar membaca ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan binatang.
Dalam memimpin Tanjabtim, Zumi memetik pengalamannya selama di Inggris menempuh studi master-nya. Di Inggris, Zumi mengaku mendapat pengalaman menarik, karena Islam di sana menjadi minoritas. Meski demikian tak membuat kaum minoritas menjalankan hak dan kewajibannya. “Di inggris saya sempat lihat sebuah mushola kecil. Jamaah salat Jumat terpaksa bergiliran dua kali dengan satu khotbah saja,” ungkapnya.
Dari pengalaman itu lah, Zumi ingin Tanjabtim yang masyarakatnya heterogen menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua golongan. Dalam memimpin, Zumi ingin menjalankan hal-hal yang berimbang, tidak ada yang terlalu ekstrem. Terlalu keduniawan atau terlalu agamis. Karena mengingat sosok Zumi yang diidentikkan dengan sosok yang tercitra religius.
Satu hal yang perlu juga diketahui dari sosok muda ini adalah ia mengaku tidak suka jalan-jalan ke tempat yang tidak jelas tujuannya.
Langsung Pimpin Rapat dan Ajak Staf Salat Berjamaah
Hari pertama bekerja sebagai Bupati Tanjung Jabung Timur(Tanjabtim), Zumi Zola telah memberi kesan mendalam bagi seluruh stafnya. Sepanjang hari kemarin (13/4), dia berada di kantornya.
Begitu memasuki kantor bupati, di Bukit Menderang, Muarasabak, Tanjab Timur, Zumi Zola yang juga didampingi wakilnya, Ambo Tang, langsung memimpin rapat staf. Rapat yang dihadiri sekda, para asisten dan kepala bagian itu, dimanfaatkannya untuk lebih mengenal figur setiap bawahannya.
Dalam rapat yang berlangsung sekitar satu jam itu, Zumi Zola menekankan bahwa semua pejabat sekretariat daerah harus bisa menjaga kekompakan. Dia menegaskan bahwa sekretariat daerah sangat penting, karena merupakan pusat koordinasi lintas sektoral. Karena itu pula, dia mengingatkan, seluruh bagian harus saling mendukung dan menghargai satu sama lain.
“Semua harus membangun habluminannas (hubungan sesama manusia) untuk menjaga rasa kebersamaan,” kata Zola, memberi pesan. Membangun hubungan sesama manusia memang penting menurut Zumi Zola.
Di awal rapat kemarin, Zumi Zola tidak langsung menanyakan tugas dan fungsi para pejabat. Dia menanyakan lama bertugas, latar belakang hingga kondisi keluarga setiap pejabat. “Suasananya familier sekali. Beliau minta seluruh pegawai mengutamakan kebersamaan,” jelas Hadi Firdaus, Kabag Humas Setda Tanjabtim usai rapat.
Soal isu reshuffle yang santer terdengar, bupati meminta agar semua staf tetap tenang bekerja. Dia berkomitmen, penilaian terhadap bawahannya akan didasarkan pada kinerja secara objektif. Yang berdedikasi, bisa mengaplikasikan setiap tugas pokok dan fungsinya, tentu akan diberdayakan sesuai kemampuannya.
Menyinggung beberapa hal yang menjadi perhatiannya, Zola meminta dalam waktu dekat agar persoalan hutan mangrove, program lumbung pangan, pengelolaan raskin dan soal konversi minyak tanah ke gas, dapat dikoordinasikan segera. Zola juga mengingatkan bahwa komunikasi antara bupati dan staf sangat penting. Meski dapat berkomunikasi via telepon, menurut Zola, bertemu secara langsung akan lebih baik. “Tidak perlu terlalu formil. Saya berharap kita bisa intensif berkomunikasi secara langsung,” kata bupati dalam rapat tersebut.
Usai rapat, Zumi Zola langsung menghampiri ruangan setiap bagian secara bergiliran. Satu per satu staf setiap bagian disapa dan disalaminya. Karuan saja, beberapa staf yang sedang bekerja sempat terkejut, beberapa di antaranya bahkan ada yang salah tingkah. Ana, staf bagian Humas, mengaku terkejut ketika tiba–tiba bupati sudah ada di depannya. Belum sempat Ana tersadar, malah bupati termuda itu sudah mengulurkan tangan untuk bersalaman. “Beliau pesan agar kita semangat bekerja dan tidak meninggalkan salat,” kata Ana.
Kepada seluruh staf sekretariat daerah, Zola memang meminta agar Masjid Nur Addarajat yang dekat dengan kantor bupati lebih diramaikan setiap datang waktu shalat. “Nanti kita sama–sama ke masjid ya, untuk salat Zuhur berjamaah,” kata Zumi Zola kepada seluruh staf bagian humas.
Usai salat Zuhur, Zola langsung kembali ke kantornya. Tampak, beberapa kepala dinas sudah menantinya di ruang tunggu. Dari pemantauan koran ini, Zola meninggalkan kantor bupati hampir pukul enam sore.

Sehari Dilantik, Nama Zumi Zola Dicatut
 
Baru sehari setelah dilantik, Bupati Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) Zumi Zola langsung mendapat cobaan. Namanya dicatut seseorang untuk melakukan aksi penipuan. Korbannya bernama Andi A (42), karyawan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tanjab Timur.
Andi mengaku telah mentransfer uang Rp 200 juta ke empat nomor rekening berbeda dari bank yang sama. Sebelumnya, Andi mengaku mendapat telepon dari seseorang yang mengaku sebagai Zumi Zola, Bupati Tanjab Timur yang baru dilantik, Selasa lalu.
Lelaki yang mengaku bupati itu minta agar Andi mentransfer uang sebesar Rp 200 juta. Uang tersebut akan dipergunakan untuk pelunasan pembayaran SK pelantikan di Kemendagri. Seperti sudah dihipnotis, Andi tak merasa curiga, dan mengaku senang karena diberi kepercayaan. Dia lalu mentransfer uang ke empat nomor rekening yang berbeda dengan enam kali proses pengiriman.
“Ya, waktu menerima telepon dan ngobrol dengan orang itu, saya merasa senang sekali karena merasa dipercaya. Apalagi saya merasa kenal cukup dekat dengan Zumi. Dan saya ingat kalimat yang dia pernah ngomong ke saya dulu, seperti ‘tolong dibantu’. Dan orang yang menelepon itu juga mengucapkan kata-kata yang sama, yakni ‘tolong dibantu’. Apalagi suara orang itu persis sama dengan suara Zumi dan suara tertawanya pun terdengar sama,” ungkap Andi saat ditemui di kantor Bupati Tanjabtim, kemarin (13/4).
Menurut dia, sebelum mentransfer uang, mereka terlibat percakapan yang cukup lama, yakni tiga jam, sejak pukul 09.00 hingga 12.00, kemarin (13/4). Awalnya, Andi tak menanggapi permintaan si penelepon tersebut. Alasannya hanya mempunyai uang sebesar Rp 30 juta di rekening pribadinya.
“Saya tidak punya uang sebanyak itu, tapi si penelepon bilang ke saya, ya tolong kamu bantu lah gimana caranya,” ungkap Andi, lagi. Dan si penipu pun berjanji akan mengganti uang Rp 200 juta yang terpakai itu. “Nanti kamu datang saja ke kantor saya, sekitar pukul 15.00, kata orang itu,” jelas Andi, lagi.
Si penelepon minta agar Andi datang ke kantor bupati sekitar pukul 15.00. Namun, Andi tak bisa, karena sudah mau pulang. “Bagaimana kalau pukul 13.00 saja. Dan orang yang mengaku Zumi Zola itu setuju, makanya saya datang ke sini (kantor bupati, Red) untuk memastikan sekaligus menagih uang itu,” ujarnya.
Karena sudah mendapat jaminan, akhirnya Andi memberanikan diri meminjam uang milik tempatnya bekerja. Lalu mentransfer uang enam kali ke empat nomor rekening berbeda, yakni rekening atas nama Zainul Ramli dua kali sebesar Rp 20 juta dan kali kedua sebesar Rp 30 juta. Andi kemudian ditransfer lagi ke rekening atas nama Rahmad Darmawan satu kali sebesar Rp 50 juta, lalu ke rekening Muhammad Fadli dua kali sebesar Rp 20 juta dan Rp 30 juta.
Terakhir, Andi mentransfer rekening atas nama Hari Irawan sebesar Rp 50 juta. Setelah mentransfer uang, Andi pun menunggu hingga pukul 13.00. Setelah jam menunjukkan waktu perjanjian, dia langsung mendatangi kantor bupati bermaksud menemui Bupati Tanjab Timur Zumi Zola. Andi memang berhasil menemui Zumi, namun apesnya dia juga baru sadar kalau dirinya tertipu.
“Saya baru sadar setelah sampai di sini. Padahal saya orangnya teliti, jangankan mentransfer uang Rp 200 juta, Rp 500 ribu tidak akan saya transfer, kalau ada telepon semacam itu,” jelasnya. Andi mengaku, ini untuk kali ketiga dia menerima telepon berbau penipuan dengan meminta uang.
Bupati Tanjab Timur Zumi Zola, kepada Jambi Independent menegaskan bahwa dirinya tidak pernah meminta uang kepada pihak manapun. Dan dia merasa turut prihatin dengan kejadian penipuan yang pelakunya sudah mencatut namanya dan merugikan orang lain.
“Kita saat ini sedang memikirkan nasib masyarakat, malah ada kejadian seperti ini yang merugikan masyarakat. Saya imbau, agar masyarakat jangan  percaya pada orang yang mengatasnamakan, nama saya, meminta apapun, alasan apapun, baik itu berupa uang ataupun barang,” tegas putra Zulkifli Nurdin, mantan Gubernur Jambi itu.   
Terpisah, Kapolres Tanjab Timur AKBP Budi Wasono mengatakan, aksi penipuan melalui ponsel dengan modus pencatutan nama pejabat memang kerap terjadi. Namanya pun juga sempat dicatut. “Aksi semacam ini memang kerap terjadi. Dan atas kejadian ini kami imbau semua pihak agar lebih hati-hati jangan sampai kejadian serupa dengan mencatut nama bupati terjadi lagi,” katanya. (*)

0 comments:

Post a Comment

 

Universitasku Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates