Buku LKS memang sangat dibutuhkan siswa, apalagi guru yang memang sangat bergantung dengan Buku LKS karena mereka tidak lagi membuat LKS yang sangat dibuthkan siswa. dia hanya menggunakan LKS yang sudah tersedia.
Namun disisi lain memang permasalahannya adalah dengan adanya LKS tentunya akan memberikan beban bagi siswa yang tidak mampu untuk membelinya sehingga seperti yang terjadi di kota batam orang tua keberatan dengan pungutan LKS itu. sehingga Kepala Dinas Pendidikan (disdik) Kota Batam Muslim Bidin akhirnya bersikap. Ia memutuskan untuk menghapuskan penggunaan LKS yang dinilai membebani siswa. Alasan lain juga dengan pemberlakukan LKS itu hanya akan menghambat kreatifitas seorang guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. (Batam.pos)
Memang dilihat ada benarnya yang dikatakan Kadinas Batam. Kita yang menggunakan LKS kadang cuma mengikuti halaman perhalaman LKS tersebut walaupun kita sudah membuat RPP yang RPP tidak sesuai dengan LKS. Dengan alasan anak lebih mudah dipelajari, karena sudah termuat ringkasan materi. Walau dengan hal ini mereka tidak banyak membaca buku lebih banyak.
Di lain pihak Buku LKS ini kadang dibuat oleh tim Guru ditingkat kabupaten masing-masing sehingga dapat digunakan sebagai media menulis guru, selain itu kadang buku LKS ini juga digunakan sebagai roda jalannya MGMP karena laba penjualan yang digunakan digunakan sebagai roda berputarnya kegiatan MGMP di kabupaten tersebut. Dan menurut saya untuk kasus ini tidak ada masalahnya, karena jka yang mmebuat adalah guru di tingkat kabupaten tentunya kwalitas buku tentunya juga menyesuaikan dengan kondisi sekolah atau kabupaten masing-masing.
Kembali lagi ke permasalahan sekarang Ada masalahkah jika Buku lKS di Cabut, mungkin bermasalah bagi ereka yang selalu bergantung dengan LKS dan menggunakaannya sebagai patokan untuk mengajar, namun tidak juga menjadi masalah bagi mereka yang mampu mensikapi dengan bijak dan kreatif, dengan kata lain banyak jalan menuju roma begitu juga dengan hasil belajar yang memang membutuhkan sebuah proses yang panjang tidak instan, dan semuanya tadi tergantung siapa dan bagaimna mensikapinya. Dan kembali kepada pribadi guru masing-masing dalam menggunakan buku LKS jika kemanfaatannya lebih sedikit dibanding dengan kerugiaanya ya setujulah di hapus. namun jika sebaliknya ya sebaiknya dipertahankan.
Kembali lagi ke permasalahan sekarang Ada masalahkah jika Buku lKS di Cabut, mungkin bermasalah bagi ereka yang selalu bergantung dengan LKS dan menggunakaannya sebagai patokan untuk mengajar, namun tidak juga menjadi masalah bagi mereka yang mampu mensikapi dengan bijak dan kreatif, dengan kata lain banyak jalan menuju roma begitu juga dengan hasil belajar yang memang membutuhkan sebuah proses yang panjang tidak instan, dan semuanya tadi tergantung siapa dan bagaimna mensikapinya. Dan kembali kepada pribadi guru masing-masing dalam menggunakan buku LKS jika kemanfaatannya lebih sedikit dibanding dengan kerugiaanya ya setujulah di hapus. namun jika sebaliknya ya sebaiknya dipertahankan.
Salam Pendidikan dari Guru IPA Pati, dan tetap semangat untuk mengajar dan belajar par Guru di Indoensia.
0 comments:
Post a Comment