Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya secara otomatis akan berdampak terhadap posisi guru dalam jabatannya.
Dalam Peraturan tersebut diungkapkan, bahwa guru harus mengembangkan profesinya dan mengadakan publikasi ilmiah. Salah satu point publikasi ilmiah dalam pasal 17 peraturan tersebut dikatakan bahwa guru harus membuat karya tulis. Ke depan juga pengembangan profesi melalui karya tulis ini, ternyata sudah menjadi syarat untuk kenaikan pangkat mulai dari golongan III.b menuju ke III.c. Sehingga sekarang tidak lagi hanya dari golongan IV.a menjadi IV.b saja yang harus membuat karya tulis.
ari hal di atas jelaslah bahwa guru harus memiliki semangat menulis jika tidak mau ingin mengalami stagnasi jenjang kepangkatannya. Namun semangat menulis saja tidak cukup tanpa di imbangi dengan kemauan kuat, dan kemampuan yang untuk mulai belajar menulis sejak saat ini. Walaupun sebenarnya guru sudah mendapatkan pengalaman menulis karya tulis ketika mendapatkan gelar sarjana, namun karena cepatnya perkembangan jaman ternyata pengalaman itu dirasa masih belum mencukupi apalagi ketika dulu menulis karya tulisnya masih banyak oleh orang lain.
Awal dari belajar menulis yang pertama adalah dengan membaca. Mengapa membaca? Karena membaca merupakan syarat utama yang dimiilki seorang yang ingin belajar menjadi penulis, hal ini yang sering kita dengarkan ketika kita mengikuti pelatihan menulis. Hal ini memang sangat benar adanya, karena dengan membaca kita akan mendapatkan banyak perbendaharaan kata dalam menulis, selain itu ide atau gagasan yang kita tuangkan dalam bentuk tulisan kita dapatkan juga dari aktivitas membaca ini. Namun sayang kita mengamati dan membaca di media masih rendah minat kita sebagai guru untuk mau membaca, sehingga wajar jika guru masih sedikit yang bisa menulis. Selain membaca mengikuti seminar bagaimana cara membuat karya tulis yang baik, mengikuti workshop atau lokakarya penulisan, ataupun diklat dan pelatihan menulis, juga dapat menjadi bekal tambahan untuk membuat karya tulis yang berkualitas.
Bekal tambahan yang diperoleh ketika mengkituti hal di atas, tanpa mempraktekkan langsung sama juga tidak ada artinya. Maka dari itu guru harus sering berlatih untuk membuat karya tulis yang baik. Banyak media yang dapat digunakan guru untuk berlatih, mulai dengan membuat media pembelajaran seperti LKS, diktat di sekolah, menulis artikel yang diterbitkan di buletin sekolah atau media massa, ataupun membuat PTK, yang sekarang menjadi hal yang sering dilakukan guru untuk mempercepat kenaikan pangkatnya karena memiliki point yang besar. Walau kadang guru sering mengeluh karena PTK yang sudah dibuat ini sering tidak memenuhi standar yang ada sehingga tidak diperhitungkan dalam penilaian angka kredit
Ketika kita belum mampu membuat karya tulis yang bisa dipublikasikan melalui media masa, ternyata ada jalan lain yang dapat di tempuh, yaitu melalui dunia maya atau internet. Di internet ini banyak website yang dapat menampung tulisan kita, asalkan tulisan kita berkualitas. Dan jika kita masih belum bisa menembus website tersebut ternyata ada banyak jalan menuju roma. Jalan tersebut adalah dengan membuat blog sendiri, kita bisa menuangkan ide atau gagasan karya tulis kita dengan membuat blog kita. Dengan blog ini juga, tulisan kita dapat di baca oleh orang lain yang berkunjung ke blog.Selain itu kita juga bisa berlatih menulis dengan media ini. Yang insyaAllah lama-kelamaan kita akan bisa membuat karya tulis dengan baik.
Bergabung dengan organisasi penulis merupakan hal yang sangat perlu bagi penulis pemula, mengapa deminkian? Hal ini dikarenkan dalam organisasi penulis tentu banyak orang yang memilki kapabilitas yang tinggi dalam hal menulis, sehingga kita bisa sharing knowledge, mengenai banyak hal tentang menulis. Banyak organisasi yang menyediakan wadah ini dan kita bisa mencari orangisasi penulis ini bisa melalui internet. Organisasi ini biasanya mempunyai website sehingga kita juga bisa ikut berpartisipasi dengan memposting apa yang kita tulis dalam website organisasi tersebut, dengan demikian kita akan memilki arena untuk menulis. Ada sebuah pepatah yang sesuai dengan hal ini “dekatkalah dengan seorang penjual minyak wangi, maka anda akan terkena imbas dari bau minyak wanginya tersebut”.
Mengikuti lomba yang diadakan di berbagai organisasi atau instansi, juga dapat mengasah kemampuan kita untuk belajar menulis. Dengan mengikuti lomba ini kita bisa melihat bagaimana tulisan yang berkualitas, mencari pengalaman dari teman yang sering menulis, mendapatkan suntikan semangat untuk menulis. Selain itu kita juga mengetahui bagaimana trik-trik menulis yang baik.
Dengan ada guru yang memiliki kemampuan menulis, maka kita bisa melihat mereka memiliki jenjang kepangkatan yang lebih cepat dibanding dengan yang tidak memilki kemampuan ini, dan tentunya dengan mereka memilki kemampuan yang satu ini, jenjang kepangkatan mereka tidak hanya mentok sampai dengan IV A.
Namun tujuan kepangkatan di atas, jangan kita jadikan sebagai tujuan utama dalam belajar menulis. Ketika kita menulis hanya ingin mendapatkan tujuan singkat itu, maka sering kita terhenti untuk belajar. Dan hal ini sesaui dengan defifinisi belajar bahwa belajar adalah suatu proses yang berkelanjutan dan akhir dari tujuan belajar adalah adanya perubahan perilaku. Maka marilah kita mulai belajar menulis dari hati, mulai saat ini dan dengan memiliki niat untuk memperbaiki diri.
Slamet Widiantoro, S.Pd
0 comments:
Post a Comment